Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits
  • Home
  • Menu
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3
Beranda » FIQH » SUNNAH MELAFADZKAN NIAT

SUNNAH MELAFADZKAN NIAT

Melafadzkan niat (Talaffudz binniyah) 
hukumnya sunnah . kesunnahan ini 
diqiyaskan dengan melafadzkan niat Haji, 
sebagaimana Rasulullah dalam beberapa 
kesempatan melafadzkan niat yaitu pada 
ibadah Haji. 
ﻋَﻦْ ﺍَﻧَﺲٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻌْﺖُ 
ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ 
ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﻋُﻤْﺮَﺓً ﻭَﺣَﺠًّﺎ ) ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ) 
“Dari sahabat Anas ra berkata : “Saya 
mendengar Rasulullah SAW mengucapkan 
“Aku memenuhi panggilan-Mu (Ya Allah) 
untuk (mengerjakan) umrah dan haji” (HR. 
Imam Muslim) 
Dalam buku Fiqh As-Sunnah I halaman 551 
Sayyid Sabiq menuliskan bahwa salah 
seorang Sahabat mendengar Rasulullah 
SAW mengucapkan ( ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻌُﻤْﺮَﺓَ ﺍَﻭْ ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺍﻟْﺤَﺞَّ ) 
“Saya niat mengerjakan ibadah Umrah atau 
Saya niat mengerjakan ibadah Haji” 
ﺃﻧﻪ ﺳﻤﻌﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ 
ﻳﻘﻮﻝ : ” ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻟﻌﻤﺮﺓ ، ﺃﻭ ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻟﺤﺞ 
Memang, ketika Rasulullah SAW 
melafadzkan niat itu ketika menjalankan 
ibadah haji, namun ibadah lainnya juga 
bisa diqiyaskan dengan hal ini, demikian 
juga Kesunnahan melafadzkan niat pada 
shalat juga diqiyaskan dengan 
pelafadzan niat dalam ibadah haji. 
Hadits tersebut merupakan salah satu 
landasan dari Talaffudz binniyah. 
Hal ini, sebagaimana juga dikatakan oleh 
al-‘Allamah al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami 
( ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺘﻤﻲ ) didalam Kitab Tuhfatul 
Muhtaj (II/12) ; 
( ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﻨﻄﻖ ( ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ )ﻗﺒﻴﻞ 
ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ( ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺧﺮﻭﺟﺎ 
ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺒﻪ ﻭﺇﻥ ﺷﺬ ﻭﻗﻴﺎﺳﺎ 
ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺞ 
“Dan disunnahkan melafadzkan 
(mengucapkan) niat sebelum takbir, agar 
lisan dapat membantu hati dan juga untuk 
keluar dari khilaf orang yang mewajibkannya 
walaupun (pendapat yang mewajibkan ini) 
adalah syad ( menyimpang), dan 
Kesunnahan ini juga karena qiyas 
terhadap adanya pelafadzan dalam niat 
haji ” 
Qiyas juga menjadi dasar dalam ilmu Fiqh, 
Al-Allamah Asy-Syekh Zainuddin bin Abdul 
Aziz didalam Fathul Mu’in Hal. 1 : 
ﻭﺍﺳﺘﻤﺪﺍﺩﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ 
ﻭﺍﻻﺟﻤﺎﻉ ﻭﺍﻟﻘﻴﺎﺱ . 
Ilmu Fiqh dasarnya adalah kitab Al-Qur’an, 
as-Sunnah, Ijma dan Qiyas. 
Al-Imam Nashirus Sunnah Asy-Syafi’i, 
didalam kitab beliau Ar-Risalah ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ : 
ﺃﻥ ﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﺃﺑﺪﺍ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ 
ﺣﻞ ﻭﻻ ﺣﺮﻡ ﺇﻻ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺟﻬﺔ 
ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﺨﺒﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺃﻭ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻭ 
ﺍﻷﺟﻤﺎﻉ ﺃﻭ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ 
“ selamanya tidak boleh seseorang 
mengatakan dalam hukum baik halal maupun 
haram kecuali ada pengetahuan tentang itu, 
pengetahuan itu adalah al-Kitab (al-Qur’an), 
as-Sunnah, Ijma; dan Qiyas.” 
ﻗﻠﺖ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﻧﺺ ﻛﺘﺎﺏ ﺃﻭ ﺳﻨﺔ 
ﻗﻴﻞ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻧﺺ ﻛﺘﺎﺏ ﻫﺬﺍ 
ﺣﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻧﺺ ﺍﻟﺴﻨﺔ 
ﻫﺬﺍ ﺣﻜﻢ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻢ ﻧﻘﻞ ﻟﻪ ﻗﻴﺎﺱ 
“Aku (Imam Syafi’i berkata), jikalau Qiyas 
itu berupa nas Al-Qur’an dan As-Sunnah, 
dikatakan setiap perkara ada nasnya 
didalam Al-Qur’an maka itu hukum Allah (al- 
Qur’an), jika ada nasnya didalam as-Sunnah 
maka itu hukum Rasul (sunnah Rasul), dan 
kami tidak menamakan itu sebagai Qiyas 
(jika sudah ada hukumnya didalam al-Qur’an 
dan Sunnah)” 
Maksud perkataan Imam Syafi’i adalah 
dinamakan qiyas jika memang tidak 
ditemukan dalilnya dalam al-Qur’an dan 
As-Sunnah. Jika ada dalilnya didalam al- 
Qur’an dan as-Sunnah, maka itu bukanlah 
Qiyas. Bukankah Ijtihad itu dilakukan 
ketika tidak ditemukan hukumnya/dalilnya 
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah ? 
Jadi, melafadzkan niat shalat yang 
dilakukan sebelum takbiratul Ihram adalah 
Amalan sunnah dengan diqiyaskan 
terhadap adanya pelafadzan niat haji oleh 
Rasulullah SAW. Sunnah dalam pengertian 
ilmu fiqh, adalah apabila dikerjakan 
mendapat pahala namun apabila 
ditinggalkan tidak apa-apa. Tanpa 
melafadzkan niat, shalat tetaplah sah dan 
melafadzkan niat tidak merusak terhadap 
sahnya shalat dan tidak juga termasuk 
menambah-nambah rukun shalat. 
Ulama Syafi’iyyah & ulama lainnya yang 
mensunnahkan melafadzkan niat (Talaffudz 
binniyah) adalah sebagai berikut ; 
Al-Allamah asy-Syekh Zainuddin bin Abdul 
Aziz al-Malibari (Ulama Madzhab 
Syafi’iiyah), dalam kitab Fathul Mu’in bi 
syarkhi Qurratul ‘Ain bimuhimmati ad-Din, 
Hal. 16 ; 
. ( ﻭ ( ﺳﻦ )ﻧﻄﻖ ﺑﻤﻨﻮﻱ( ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ، 
ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ، ﻭﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻦ 
ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺒﻪ . 
“Disunnahkan mengucapkan niat sebelum 
takbiratul ihram, agar lisan dapat membantu 
hati (kekhusuan hati), dan karena 
mengindari perselisihan dengan ulama yang 
mewajibkannya.” 
Al-Imam Muhammad bin Abi al-’Abbas Ar- 
Ramli/Imam Ramli terkenal dengan sebutan 
“Syafi’i Kecil” [ ﺍﻟﺮﻣﻠﻲ ﺍﻟﺸﻬﻴﺮ ﺑﺎﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ] 
dalam kitab Nihayatul Muhtaj ( ﻧﻬﺎﻳﺔ 
ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ), juz I : 437 : 
ﻭَﻳُﻨْﺪَﺏُ ﺍﻟﻨُّﻄْﻖُ ﺑِﺎﻟﻤَﻨْﻮِﻱْ ﻗُﺒَﻴْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴْﺮِ 
ﻟِﻴُﺴَﺎﻋِﺪَ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺍﻟﻘَﻠْﺐَ ﻭَﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺃَﺑْﻌَﺪُ ﻋَﻦِ 
ﺍﻟﻮِﺳْﻮَﺍﺱِ ﻭَﻟِﻠْﺨُﺮُﻭْﺝِ ﻣِﻦْ 
ﺧِﻼَﻑِ ﻣَﻦْ ﺃَﻭْﺟَﺒَﻪُ 
“Disunnahkan (mandub) melafadzkan niat 
sebelum takbiratul Ihram agar lisan dapt 
membantu hati (kekhusuan hati), agar 
terhindar dari gangguan hati (was-was) dan 
karena mengindari perselisihan dengan 
ulama yang mewajibkannya”. 
Asy-Syeikhul Islam al-Imam al-Hafidz Abu 
Yahya Zakaria Al-Anshariy (Ulama 
Madzhab Syafi’iyah) dalam kitab Fathul 
Wahab Bisyarhi Minhaj Thullab ( ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ 
ﺑﺸﺮﺡ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﻄﻼﺏ ) [I/38] : 
( ﻭﻧﻄﻖ ( ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ) ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ( 
ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ 
“(Disunnahkan) mengucapkan niat sebelum 
Takbir (takbiratul Ihram), agar lisan dapat 
membantu hati..” 
Diperjelas (dilanjutkan) kembali dalam 
Kitab Syarah Fathul Wahab yaitu Hasyiyah 
Jamal Ala Fathul Wahab Bisyarhi Minhaj 
Thullab, karangan Al-’Allamah Asy-Syeikh 
Sulaiman Al-Jamal ; 
ﻭَﻋِﺒَﺎﺭَﺓُ ﺷَﺮْﺡِ ﻡ ﺭ ﻟِﻴُﺴَﺎﻋِﺪَ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐَ 
ﻭَﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺃَﺑْﻌَﺪُ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﻮَﺳْﻮَﺍﺱِ ﻭَﺧُﺮُﻭﺟًﺎ ﻣِﻦْ 
ﺧِﻠَﺎﻑِ ﻣَﻦْ ﺃَﻭْﺟَﺒَﻪُ ﺍﻧْﺘَﻬَﺖْ 
“dan sebuah penjelasan, agar lisan lisan 
dapat membantu hati, terhindar dari was- 
was, dan untuk mengindari perselisihan 
dengan ulama yang mewajibkannya. selesai” 
Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin 
Muhammad Al-Khatib Asy-Syarbainiy, 
didalam kitab Mughniy Al Muhtaj ilaa 
Ma’rifati Ma’aaniy Alfaadz Al Minhaj 
(1/150) ; 
( ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﻨﻄﻖ ( ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ) ﻗﺒﻞ 
ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ( ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﻷﻧﻪ 
ﺃﺑﻌﺪ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﺳﻮﺍﺱ 
“Disunnnahkan mengucapkan niat sebelum 
takbir, agar lisan dapat membantu hati dan 
sesungguhnya untuk menghindari kewas- 
was-was-an (gangguan hati)” 
Al-’Allamah Asy-Syekh Muhammad Az- 
Zuhri Al-Ghamrawiy, didalam As-Siraj Al- 
Wahaj ( ﺍﻟﺴﺮﺍﺝ ﺍﻟﻮﻫﺎﺝ ﻋﻠﻰ ﻣﺘﻦ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ) pada 
pembahasan tentang Shalat ; 
ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﻗﺒﻴﻞ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ 
ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ 
“dan disunnahkan mengucapkan (niat) 
sebelum takbiratul Ihram, agar lisan dapat 
membantu hati” 
Al-‘Allamah Sayid Bakri Syatha Ad- 
Dimyathiy, dalam kitab I’anatut Thalibin 
( ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ) [I/153] ; 
( ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺳﻦ ﻧﻄﻖ ﺑﻤﻨﻮﻱ( ﺃﻱ ﻭﻻ 
ﻳﺠﺐ ، ﻓﻠﻮ ﻧﻮﻯ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﻭﺟﺮﻯ ﻋﻠﻰ 
ﻟﺴﺎﻧﻪ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻟﻢ ﻳﻀﺮ ، ﺇﺫ ﺍﻟﻌﺒﺮﺓ ﺑﻤﺎ ﻓﻲ 
ﺍﻟﻘﻠﺐ . ) ﻗﻮﻟﻪ : ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ( 
ﺃﻱ ﻭﻻﻧﻪ ﺃﺑﻌﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺳﻮﺍﺱ . ﻭﻗﻮﻟﻪ : 
ﻭﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﺒﻪ ﺃﻱ ﺍﻟﻨﻄﻖ 
ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ 
“[disunnahkan melafadzkan niat] maksudnya 
(melafadzkan niat) tidak wajib, maka apabila 
dengan hatinya berniat shalat dzuhur namun 
lisannya mengucapkan shalat asar, maka 
tidak masalah, yang dianggap adalah 
didalam hati. [agar lisan membantu hati] 
maksudnya adalah terhindari dari was-was. 
[mengindari perselisihan dengan ulama yang 
mewajibkan] maksudnya dengan (ulama yang 
mewajibkan) melafadzkan niat.” 
Al-‘Allamah Asy-Syekh Jalaluddin Al- 
Mahalli, di dalam kitab Syarah Mahalli Ala 
Minhaj Thalibin ( ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺟﻼﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ 
ﺍﻟﻤﺤﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ) Juz I (163) : 
( ﻭَﻳُﻨْﺪَﺏُ ﺍﻟﻨُّﻄْﻖُ ( ﺑِﺎﻟْﻤَﻨْﻮِﻱِّ ) ﻗُﺒَﻴْﻞَ 
ﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮِ ( ﻟِﻴُﺴَﺎﻋِﺪَ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐَ 
“dan disunnahkan mengucapkan niat sebelum 
takbir (takbiratul Ihram), agar lisan dapat 
membantu hati” 
Didalam Kitab Matan Al-Minhaj lisyaikhil 
Islam Zakariyya Al-Anshariy fi Madzhab 
Al-Imam Asy-Syafi’i : 
“(disunnahkan) melafadzkan (mengucapkan) 
niat sebelum Takbir (takbiratul Ihram)” 
Kitab Safinatun Naja, Asy-Syaikh Al-‘Alim 
Al-Fadlil Salim bin Samiyr Al-Hadlramiy 
‘alaa Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i ; 
ﺍﻟﻨﻴﺔ : ﻗﺼﺪ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻣﻘﺘﺮﻧﺎ ﺑﻔﻌﻠﻪ ، 
ﻭﻣﺤﻠﻬﺎ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﻬﺎ ﺳﻨﺔ 
“Niat adalah menyengaja sesuatu bersamaan 
dengan pekerjaannya, adapun tempatnya niat 
didalam hati sedangkan mengucapkan 
dengan lisan itu sunnah” 
Didalam kitab Nihayatuz Zain Syarh 
Qarratu ‘Ain, Al-’Allamah Al-’Alim Al-Fadil 
Asy-Syekh An-Nawawi Ats-Tsaniy (Sayyid 
Ulama Hijaz) ; 
ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ﻓﺴﻨﺔ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ 
ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ 
“adapun melafadzkan niat maka itu sunna 
supaya lisan dapat membantu hati” 
Kitab Faidlul Haja ‘alaa Nailur Roja, 
Al-’Alim Ahmad Sahal bin Abi Hasyim 
Muhammad Mahfudz Salam Al-Hajiniy ; 
ﻗﻮﻟﻪ ﻭﺍﻟﻠﻔﻆ ﺳﻨﺔ ( ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺑﻤﻌﻨﻰ 
ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﻣﺼﺪﺭ ﻟﻔﻆ ﻳﻠﻔﻆ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺿﺮﺏ 
ﻳﻀﺮﺏ ﺃﻯ ﻭﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﻬﺎ ﺃﻯ ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ ﺳﻨﺔ 
ﻓﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﺑﻮﺍﺏ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻟﻪ ﺣﺞ ﺧﺮﻭﺟﺎ 
ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻮﺟﺒﻪ 
” melafadzkan (niat) itu sunnah..” 
Kitab Minhajut Thullab, Al-Imam Zakariyya 
Al-Anshariy , 
ﻭﺳﻦ ﻧﻴﺔ ﻧﻔﻞ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﺿﺎﻓﺔ ﻟﻠﻪ ﻭﻧﻄﻖ 
ﻗﺒﻴﻞ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻭﺻﺢ ﺃﺩﺍﺀ ﺑﻨﻴﺔ ﻭﻗﻀﺎﺀ 
ﻭﻋﻜﺴﻪ ﻟﻌﺬﺭ ﻭﺗﻜﺒﻴﺮ ﺗﺤﺮﻡ ﻣﻘﺮﻭﻧﺎ ﺑﻪ 
ﺍﻟﻨﻴﺔ 
“…(sunnah) mengucapkan (niat) sebelum 
takbir…” 
Minhaj Ath-Thalibin wa Umdat Al-Muftin, 
Al-Imam An-Nawawi, 
ﻭﺍﻟﻨﻴﺔ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﻗﺒﻞ 
ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ 
“niat didalam hati dan sunnah 
melafadzkan/mengucapkan niat sebelum 
takbir” 
Al-’Allamah Asy-Syekh Al-Imam Ibnu Hajar 
Al-Haitamiy, didalam kitab Minhajul 
Qawim (1/191) ; 
ﻓﺼﻞ ﻓﻲ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﻫﻲ ﻛﺜﻴﺮﺓ 
) ﻭ ( ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻧﻪ ) ﻳﺴﻦ ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ ( 
ﺍﻟﺴﺎﺑﻘﺔ ﻓﺮﺿﻬﺎ ﻭﻧﻔﻠﻬﺎ ) ﻗﺒﻴﻞ 
ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ( ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺧﺮﻭﺟﺎ 
ﻣﻦ ﺧﻼﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﺟ 
http://warkopmbahlalar.com/954/kesunnahan-melafadzkan-niat-talaffudz-binniyah/
Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits dengan mengklik tombol di bawah ini:

follow mas sugeng

Artikel keren lainnya:

Blogger Templates
Ditulis oleh Islam Blog Aswaja pada tanggal Kamis, 16 Januari 2014
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda

Popular Posts

  • MAULID DHIYYA ULAMI(teks latin)
    Mawlid Ad Dhiya'ul Lami'  'Bismillahirahmanirr ahim  Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad, habibikasy  sayfi’il musyaffa’  Ya rabbi sha...
  • Terjemahan kitab TANQIHUL QOUL syekh NAWAWI ALBANTANI
                                                          Muqoddimah بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والعاقة للمتقين ولا عدوان إلا ...
  • TERJEMAH KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA (Fasal. Menerangkan Tentang Wudlu dan Shalat)
    Tag: Blog Aswaja Indonesia Wahabi Syiah Salafi Sunni Ahlussunnah Wal Jamaah Habib Palsu Asli Islam Radikal Moderat Modern Tradisional Islam ...

Arsip Blog

  • ►  2017 (23)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (22)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (9)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (87)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (19)
  • ▼  2014 (184)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (13)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (48)
    • ▼  Januari (47)
      • KHAWARIJ
      • Ulama' Salafy [Syaikh bin Jibrin] Tidak Mengingkar...
      • Akibat Mengebiri Perkataan Orang
      • Ustadz Baba Naheel [aswaja] vs Raja Saudi Tentang ...
      • Muhadatsah atawa Konferzeisyen
      • Santri NU vs Ustadz Wahabi
      • Setan Melarang Doa
      • Andai Esok Kiamat
      • Dialog al-Qur'an dan Sains Modern
      • Kenapa harus BERMADZHAB
      • Tidur dalam keadaan junub
      • TIMBULLAH FIRQOH
      • Hasyim Muzadi: Indonesia Kehilangan Ulama Negarawan
      • ISNU: Indonesia Kehilangan Ahli Fiqih Terbaik
      • Akibat Lupa Bershalawat kepada Rasulullah saw.
      • Poin-Poin ajaran wahabiyyah
      • BACA INI DAFTAR KESEMBRONOAN2 YANG DILAKUKAN ALBAN...
      • INILAH KAPASITAS KEILMUAN ALBANI MENURUT SALAH SEO...
      • Sanad keguruan Habibana Mundzir Al-musawwa
      • Penjelasan Allahu yarham habib Mundzir saat menjaw...
      • SHULTONUL QULUB
      • SYIAH & WAHABI KEMBAR SIAM
      • MEREKA KELUAR DARI MADZHAB HAMBALI
      • KAROMAH HABIBANA MUNDZIR AL MUSAWWA
      • Ringkasan Kitab Talim Mutalim Syekh Ibrahim Bin Is...
      • KITAB SAFINATUN NAJAH
      • MAULID DHIYYA ULAMI(teks latin)
      • NASHOIHUD IBAD SYEKH NAWAWI AL-BANTANI
      • TENTANG SYIAH
      • KEDUSTAAN FIRANDA
      • SUNNAH MELAFADZKAN NIAT
      • Membongkar fatwa menyimpang syekh albani & abdul h...
      • 313 NAMA-NAMA ROSUL
      • NAMA-NAMA PEJUANG AHLU BADAR
      • TUHAN WAHABI PUNYA BAYANGAN
      • Mahabbatun Nabi saw
      • Kisah Maulid
      • Membongkar fatwa menyimpang syekh albani & abdul h...
      • JANGANLAH MELUKAI HATI RASULULLAH SAW
      • KEDUSTAAN ALBANI
      • CINTA ULAMA
      • MAULID NABI SAW
      • LA ILAHA ILALLAH
      • Rahasia dakwah habibana
      • Wahabi vs ahlu sunnah
      • MAULID NABI
      • Bidah hasanah
  • ►  2013 (85)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (26)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (35)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (45)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2009 (34)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2008 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2007 (61)
    • ►  Desember (7)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2006 (55)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (17)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2014 Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler