Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits
  • Home
  • Menu
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3
Beranda » KITAB NASHOIHUD IBAD » NASHOIHUD IBAD SYEKH NAWAWI AL-BANTANI

NASHOIHUD IBAD SYEKH NAWAWI AL-BANTANI

Bismillahirahmanirahim, Qola Mu'alif 
Rohimakumullah Wa'anfaana Fi 'ulumihi 
Fidaroini Amin. 
Maqolah 1 
Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya 
Beliau bersabda (Ada dua perkara, tidak 
ada sesuatu yang lebih utama dari dua 
perkara tersebut, yaitu iman kepada Allah 
dan berbuat kebajikan kepada sesama 
muslim). Baik degan ucapan atau 
kekuasaannya atau dengan hartanya atau 
dengan badannya. 
RasuuluLlah SAWW bersabda, (barang siapa 
yang pada waktu pagi hari tidak mempunyai 
niat untuk menganiaya terhadap seseorang 
maka akan diampuni dosa-dosanya yang 
telah lalu. Dan barang siapa pada waktu 
pagi hari memiliki niat memberikan 
pertolongan kepada orang yang dianiaya 
atau memenuhi hajat orang islam, maka 
baginya mendapat pahala seperti pahala 
hajji yang mabrur). 
Dan Nabi SAW bersabda (Hamba yang 
paling dicintai Allah Ta’ala adalah yang 
paling bermanfaat bagi orang lain. Dan 
amal yang paling utama adalah 
membahagiakan hati orang mukmin dengan 
menghilangkan laparnya, atau 
menghilangkan kesusahannya, atau 
membeyarkan hutangnya. Dan ada dua 
perkara, tidak ada sesuatu yang lebih buruk 
dari dua tersebut yaitu syirik kepaad Allah 
dan mendatangkan bahaya kepada kaum 
muslimin). 
Baik membahayakan atas badannya, atau 
hartanya. Karena sesungguhnya semua 
perintah Allah kembali kepada dua masalah 
tersebut. Mengagungkan Allah dan berbuat 
baik kepada makhluknya, sebagaimana 
firman Allah Ta’ala Dirikanlah shalat dan 
tunaikanlah zakat. Dan firman Allah Ta’ala 
Hendaklah kamu bersyukur kepadaKu dan 
kepada kedua orang tuamu. 
Maqolah 2 
Nabi SAW bersabda, (wajib bagi kamu 
semua untuk duduk bersama para ‘Ulama) 
artinya yang mengamalkan ilmunya, (dan 
mendengarkan kalam para ahli hikmah) 
artinya orang yang mengenal Tuhan. 
(Karena sesungguhnya Allah Ta’ala akan 
menghidupkan hati yang mati dengan 
cahaya hikmah-ilmu yang bermanfaat- 
sebagaimana Allah menghidupkan bumu 
yang mati dengan air hujan). Dan dalam 
riwayat lain dari Thabrani dari Abu Hanifah 
“Duduklah kamu dengan orang dewasa, dan 
bertanyalah kamu kepada para ‘Ulama dan 
berkumpulah kamu dengan para ahli 
hikmah” dan dalam sebuah riwayat, 
“duduklah kamu degan para ulama, dan 
bergaulah dengan kubaro’ ”. Sesungguhnya 
Ulama itu ada dua macam, 1. orang yang 
alim tentang hukum-hukum Allah, mereka 
itulah yang memiliki fatwa, dan 2. ulama 
yang ma’rifat akan Allah, mereka itulah 
para hukama’ yang dengan bergaul dengan 
mereka akan dapat memperbaiki akhlak, 
karena sesungguhnya hati mereka telah 
bersinar sebab ma’rifat kepada Allah 
demikian juga sirr / rahasia mereka telah 
bersinar disebabkan nur keagungan Allah. 
Telah bersabda Nabi SAW, akan hadir suatu 
masa atas umatku, mereka menjauh dari 
para ulama dan fuqaha, maka Allah akan 
memberikan cobaan kepada mereka dengan 
tiga cobaan, 1. Allah akan menghilangkan 
berkah dari rizkinya. 2. Allah akan mengirim 
kepada mereka penguasa yang zalim 3. 
Mereka akan keluar meninggalkan dunia 
tanpa membawa iman kepada Allah Ta’ala 
Na’udzubiLlahi min dzaalik. 
Maqolah 3 
Dari Abi Bakar As-Shiddiq RA (Barang siapa 
yang memasuki kubur tanpa membawa 
bekal yaitu berupa amal shalih maka 
keadaannya seperti orang yang 
menyeberangi lautan tanpa menggunakan 
perahu). Maka sudahlah pasti ia akan 
tenggelam dengan se tenggelam- 
tenggelamnya dan tidak mungkin akan 
selamat kecuali mendapatkan pertolongan 
oleh orang-orang yang dapat 
menolongnya.. sebagaimana sabda 
Rasulullah SAW, tidaklah seorang mayat 
yang meninggal itu, melainkan seperti 
orang yang tenggelam yang meminta 
pertolongan. 
Maqolah 4 
Dari ‘Umar RA, -dinukilkan dari Syaikh 
Abdul Mu’thy As-sulamy, sesungguhnya 
Nabi SAW bertanya kepada Jibril AS, 
‘Beritahukan kepadaku sifat kebaikan 
sahabat ‘Umar’. Maka Jibril menjawab, ‘Jika 
saja lautan dijadikan tinta dan tumbuh- 
tumbuhan dijadikan pena niscaya tidak akan 
uckup melukiskan sifat kebaikannya. 
Kemudian Nabi bersabda, beritahukan 
kepadaku kebaikan sifat Abu Bakar,”. Maka 
Jibril menjawab, ”’Umar hanyalah satu 
kebaikan dari beberapa kebaikan Abu Bakar 
RA. 
‘Umar RA berkata, (kemuliaan dunia dengan 
banyaknya harta. Dan kemuliaan akhirat 
adalah dengan bagusnya amal). Maksudnya, 
urusan dunia tidak akan lancar dan sukses 
kecuali dengan dukungan harta benda. 
Demikian pula perkara akhirat tidak akan 
menjadi sempuran kecuali dengan amal 
perbuatan yang baik. 
Maqolah 5 
Dari ‘Utsman RA. (menyusahi dunia akan 
menggelapkan hati. Dan menyusahi akhirat 
akan menerangkan hati). Artinya, 
menyusahi urusan yang berhubungan 
dengan urusan dunia maka akan menjadikan 
hati menjadi gelap. Dan menyusahi perkara 
yang berhubungan dengan urusan akhirat 
akan menjadaikan hati menjadi terang. Yaa 
Allah jangan jadikan dunia sebesar-besar 
perkara yang kami susahi, dan bukan pula 
puncak ilmu kami. 
Maqolah 6 
Dari ‘Aly RA wa KarramaLlaahu Wajhah. 
(Barang siapa yang mencari ilmu maka 
surgalah sesungguhnya yang ia cari. Dan 
barang siapa yang emncari ma;siyat maka 
sesungguhnya nerakalah yang ia cari) 
Artinya barang siapa yang menyibukkan diri 
denagn mencari ilmu yang bermanfaat, 
yang mana tidak boleh tidak bagi orang 
yang aqil baligh untuk mengetahuinya maka 
pada hakekatnya ia mencari surga dan 
mencari ridho Allah SWT. Dan barang siapa 
yang menginginkan ma’siyat, maka pada 
hakekatnya nerakalah yang ia cari, dan 
kemarahan Allah Ta’ala. 
Maqolah 7 
Dari Yahya bin Muadz RA. (Tidak akan 
durhaka kepada Allah orang-orang yang 
mulia) yaitu orang yang baik tingkah 
lakunya Yaitu mereka yang memuliakan 
dirinya dengan menghiasinya dengan taqwa 
dan menjaga diri dari ma’siyat. (Dan tidak 
akan memilih dunia dari pada akhirat 
orang-orang yang bijaksana) Artinya orang 
bijak / hakiim tidak akan mendahulukan 
atau mengutamakan urusan dunia dari pada 
urusan akhirat. Adapun orang hakiim adalah 
orang yang mencegah dirinya dari pada 
bertentangan dengan kebenaran akal 
sehatnya. 
Maqolah 8 
Dari A’Masy, naam lengkapnya adalah Abu 
Sulaiman bin Mahran AL-Kuufy RA. (Barang 
siapa yang bermodalkan taqwa, maka 
kelulah lidah untuk menyebutkan sifat 
keberuntungannya dan barang siapa yang 
bermodalkan dunia, maka kelulah lidah 
untuk menyebut sebagai kerugian dalam 
hal agamanya). Artinya barang siapa yang 
bermodalkan taqwa dengan melaksanakan 
perintahNya dan menjauhi laranganNya 
dimana dasar dari amal perbuatannya 
adalah selalu bersesuaian dengan syari’at, 
maka baginya pasti mendapatkan kebaikan 
yang sangat besar tanpa dapat dihitung 
dalam hal kebaikan yang diperolehnya. 
Dan kebalikannya barang siapa yang 
perbuatannya selalu berseberangan dengan 
hukum syari’at, maka baginya kerugian 
yang sangat besar bahkan lidahpun sampai 
tidak dapat menyebutkannya. 
Maqolah 9 
Diriwayatkan dari Sufyan Atsauri, beliau 
adalah guru dari Imam Malik RA. ( Setiap 
ma’siyat yang timbul dari dorongan syahwat 
yaitu keinginan yangteramat sangat akan 
sesuatu maka dapat diharapkan akan 
mendapat ampunanNya. Dan setiyap 
ma’siyat yang timbul dari takabur atau 
sombong yaitu mendakwakan diri lebih 
utama atau mulia dari yang lain , maka 
maksiyat yang demikian ini tidak dapat 
diharapkan akan mendapat ampunan dari 
Allah). Karena maksiyat iblis berasal dari 
ketakaburannya yang tidak mau hormat 
kepada Nabi Adam AS atas perintah Allah 
dimana ia menganggap dirinya lebih mula 
dari Nabi Adam AS yang diciptakan dari 
tanah sedangkan ia/iblis diciptakan dari 
api. Dan sesungguhnya kesalahan Nabi 
Adam AS adalah karena keinginannya yang 
teramat sangat untuk memakan buah yang 
dilarang oleh Allah untuk memakannya. 
Maqolah 10 
Dari sebagian ahli zuhud yaitu mereka yang 
menghinakan kenikmatan dunia dan tidak 
peduli dengan nya akan tetapi mereka 
mengambil dunia sekedar dharurah/darurat 
sesuai kebutuhan minimumnya. (Barang 
siapa yang melakukan perbuatan dosa 
dengan tertawa bangga, maka Allah akan 
memasukkannya ke dalam neraka dalam 
keadaan menangis- karena seharusnya ia 
menyesal dan memohon ampunan kepada 
Allah bukannya berbangga hati. Dan barang 
siapa yang ta’at kepada Allah dengan 
menangis- karena malu kepada Allah dan 
Takut kepadaNya karena merasa banyak 
kekurangan dalam hal ta’at kepaadNya 
Maka Allah akan memasukkanNya ke dalam 
surga dalam keadaan tertawa gembira. ) 
dengan sebenar-benar gembira karena 
mendapatkan apa yang menjadi tujuannya 
selama ini yaitu ampunan dari Allah. 
Maqolah 11 Maqolah ke sebelas : dari 
sebagian ahli hikmah / Aulia’ (Janganlah 
kamu menyepelekan dosa yang kecil) kerana 
dengan selalu menjalankannya maka lama 
kelamaa akan tumbuhlah ia menjadi dosa 
besar. Bahkan terkadang murka Tuhan itu 
ada pada dosa yang kecil-kecil. 
Maqolah 12 
Dari Nabi SAW : (Tidaklah termasuk dosa 
kecil apabila dilakukan secara terus 
menerus) karena dengan dilakukan secara 
terus menerus, maka akan menjadi 
besarlah ia. (Dan tidaklah termasuk dosa 
besar apabila disertai dengan taubat dan 
istighfar) Yaitu taubat dengan syarat- 
syaratnya. Karena sesungguhnya taubat 
dapat menghapus bekas-bekas dosa yang 
dilakukan meskipun yang dilakukan tersebut 
dosa besar. Hadits ini diriwayatkan oleh 
Ad-dailamy dari Ibni Abbas RA. 
Maqolah 13 
(Keinginan orang arifiin adalah memujiNya) 
maksudnya keinginan orang ahli ma’rifat 
adalah memuji Allah Ta’ala dengan 
keindahan sifat-sifatnya. (dan keinginan 
orang-orang zuhud adalah do’a kepadaNya) 
yaitu permintaan kepaad Allah sekedar 
hajat kebutuhannya dari du nia dengan 
segenap hatinya, dimana yang dimaksud 
do’a adalah meminta dengan merendahkan 
diri kepadaNya dengan memohon diberi 
kebaikan kepadanya. (Karena keinginan 
orang arif/ ahli ma’rifat dari Tuhannya 
bukanlah pahala ataupun surga) sedangkan 
keinginan orang zuhud adalah untuk 
kepentingan dirinya sendiri, yaitu untuk 
kemanfatan dirinya dari pahala dan surga 
yang didapatkannya. Maka demikianleh 
perbedaan orang yang keinginan hatinya 
mendapatkan bidadarii dan orang yang 
cita-citanya adalah keterbukaab hatinya. 
Maqolah 14 
(diriwayatkan dari sebagian hukama’) yaitu 
orang yang ahli mengobati jiwa manusia, 
dan mereka itulah para wali Allah. -(Barang 
siapa yang menganggap ada pelindung 
yang lebih utama dari Allah maka sangat 
sedikitlah ma’rifatnya kepada Allah) 
Maknanya adalah barang siapa yang 
menganggap ada penolong yang lebih dekat 
daripada pertolongan Allah, maka maka 
sesungguhnya dia belul mengenal Allah. 
(Danbarang siapa yang menganggap ada 
musuh yang lebih berbahaya daripada 
nafsunya sendiri, maka sedikitlah 
ma’rifatnya/pengetahuannya tentang 
nafsunya) Artinya adalah brang siapa yang 
berperasangka ada musuh yang lebih kuat 
dari pada hawa nafsunya yang selalu 
mengajak kepada kejahatan, maka 
sedikitlah ma’rifatnya/pengetahuannya akan 
hawa nafsunya sendiri. 
Maqolah 15 
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Menafsiri 
firman Allah Ta’ala, “Sungguh telah 
nyatalah kerusakan baik di daratan maupun 
di lautan, maka beliau memberikan 
tafsirannya (Yang dimaksud Al-Barr/ 
daratan adalah lisan. 
Sedangkan yang dimaksud Al-Bahr / lautan 
adalah hati). Apabila lisan telah rusak 
dikarenakan mengumpat misalnya, maka 
akan menangislah diri seseorang / anak 
cucu adam. Akan tetapi apabila hati yang 
rusak disebabkan karena riya’ misalnya, 
maka akan menangislah malaikat. Dan 
diperumpamakan hati/qalb dengan lautan 
adalah dikarenkan sangat dalmnya hati itu. 
Maqolah 16 
(Dikatakan, karena syahwat maka seorang 
raja berubah menjadi hamba sahaya/budak) 
karena sesungguhnya barang siapa yang 
mencintai sesuatu maka ia akna menjadi 
hamba dari sesuatu yang dicintainya. (dan 
sabar akan membuat seorang hamba 
sahaya berumab menjadi seorang raja) 
karena seoang hamba dengan kesabarannya 
akan memperoleh apa yang ia inginkan. 
(apakah belum kita ketahui kisah seorang 
hamba yang mulia putra seorang yang 
mulia, putera seorang yang mulia Sayyidina 
Yusuf AS Ash-Shiddiq, putera Ya’qub yang 
penyabar, putera Ishaq yang penyayang, 
putera Ibrahim Al-Khalil AS dengan 
Zulaikha. Sesungguhnya ia zulaikha sangat 
cinta kepada Sayyidina Yusuf AS dan 
Sayyidina Yusuf bersabar dengan 
tipudayanya. 
Maqolah 17 
(Beruntunglah orang yang menjadikan 
akalnya sebagai pemimpin) dengan 
mengikuti petunjuk akalnya yang sempurna 
(sedangkan hawa nafsunya menjadi 
tahanan) (dan celakalah bagi orang yang 
menjadikan hawa nafsunya sebagai 
penguasanya, dengan melepaskannya 
dalam menuruti apa yang di inginkannya, 
sedangkan akalnya menjadi hambanya yaitu 
akal tersebut terhalang untuk memikirkan 
ni’mat Allah dan keagungan ALlah). 
Maqolah 18 
(Barang siapa yang meninggalkan 
perbuatan dosa, maka akan lembutlah 
hatinya), maka hati tersebut akan senang 
menerima nasihat dan ia khusyu’/ 
memperhatikan akan nasihat tersebut. 
(Barang siapa yang meninggalkan sesuatu 
yang haram) baik dalam hal makanan, 
pakaian dan yang lainnya (dan ia memakan 
sesuatu yang halal maka akan jerniglah 
pikirannya) didalam bertafakur tentang 
semua ciptaan Allah yang menjadi petunjuk 
akan adanya Allah Ta’ala yang 
menghidupkan segala sesuatu setelah 
kematiannya demikian pula menjadi 
petunjuk akan keEsaan Allah dan 
kekuasaanNya dan ilmuNya. Dan yang 
demikian ini terjadi apabila ia 
mempergunakan fikirannya dan melatih 
akalnya bahwa Allah SubhanaHu Wata’ala 
yang menciptakan dia dari nuthfah di 
dalam rahim, kemudian menjadi segumpal 
darah, kemudian menjadi segumpal daging, 
kemujdian Allah menjadikan tulang dan 
daging dan urat syaraf serta menciptakan 
anggota badan baginya. Kemudian Alah 
memberinya pendengaran, penglihatan dan 
semua anggota badan, kemudian Allah 
memudahkannya keluar sebagai janian dari 
dalam rahim ibunya, dan memberinya ilham 
untuk menyusu ibunya, dan Allah 
menjadikannya pada awwal kejadian 
dengan tanpa gigi gerigi kemudian Allah 
menumbuhkan gigi tersebut untuknya, 
kemudian Allah menanggalkan gigi tersebut 
pada usia 7 tahun kemudian Allah 
menumbuhkan kembali gigi tersebut. 
Kemudian Allah menjadikan keadaan 
hambanya selalu berubah dari kecil 
kemudian tumbuh menjadi besar dan dari 
muda berubah menjadi tua renta dan dari 
keadaan sehat berubah menjadi sakit. 
Kemudian Alah menjadikan bagi hambaNya 
pada setiap hari mengalami tidur dan jaga 
demikian pula rambutnya dan kuku-kukunya 
manakala ia tanggal maka akan tumbuh 
lagi seperti semula. 
Demikian pula malam dan siang yang selalu 
bergantian, apabila hilang yang satu maka 
akan disusul dengan timbulnya yang lain. 
Demikian pula dengan adanya matahari, 
rembulan, bintang-bintang dan awan dan 
hujan yang semuanya datang dan pergi. 
Demikian pula bertafakur tentang rembulan 
yang berkurang pada setiap malamnya, 
kemudian menjadi purnama, kemudian 
berkurang kembali. Seperti itu pula pada 
gerhana matahari dan rembulan ketika 
hilang cahayanya keudian cahaya itu 
kembali lagi. Kemudian berfikir tentang 
bumi yang 
gersang lagi tandus maka Allah 
menumbuhkannya dengan berbagai macam 
tanaman, kemudian Allah menghilangkan 
lagi tanaman tersebut kemudian 
menumbuhkannya kembali. Maka kita akan 
dapat berkesimpulan bahwa Allah Dzat 
yang mampu berbuat yang sedemikian ini 
tentu mampu untuk menghidupkan sesuatu 
yang telah mati. Maka wajib bagi hamba 
untuk selalu bertafakur pada hal yang 
demikian sehingga menjadi kuatlah imannya 
akan hari kebangkitan setelah kematian, 
dan pula ia mengetahui bahwa Allah pasti 
membangkitkannya da membalas segala 
amal perbuatannya. Maka dengan seberapa 
imannya dari hal yang demikian yang 
membuat kita bersungguh-sungguh 
melaksanakan ta’at atau menjauhi ma’siyat. 
Maqolah 19 
Telah diwahyukan kepada sebagian Nabi 
( Ta’atlah kepadaKu akan apa yang Aku 
perintahkan dan janganlah bermaksiyat 
kepadaku dari apa yang Aku nasehatkan 
kepadamu). Artinya dari nasihat yang 
dengannya seorang hamba akan 
mendapatkan kebaikan dan dengan apa 
yang dilarang maka seorang hamba akan 
tehindar dari kerusakan. 
Maqolah 20 
(Dikatakan sesungguhnya kesempurnaan 
akal adalah mengikuti apa yang diridhai 
Allah dan meninggalkan apa yang dimurkai 
Allah). artinya apa saja yang tidak seperti 
konsep di atas adalah kegilaan / tak 
berakal. 
Maqolah 21 
(Tidak ada keterasingan bagi orang yang 
mulia akhlaknya, dan tidak ada tempat yang 
terhormat bagi orang-orang yang bodoh ). 
Artinya seseorang yang bersifat memiliki 
ilmu dan amal maka sesungguhnyania akan 
dihormati diantarea manusia di mana saja 
berada. Oleh karena itu di mana saja 
berada layaknya mereka seperti di negeri 
sendiri dan dihormati. Sebaliknya orang 
yang bodoh adalah kebalikannya meskipun 
di negeri sendiri mereka merasa asing. 
Maqolah 22 
Barang siapa yang baik dalam keta’atannya 
kepada Allah maka dia akan terasing 
diantara manusia). Artinya orang yang 
merasa cukup dengan menyibukkan seluruh 
waktunya untuk ta’at kepadan Allah maka 
ia akan terasing diantara manusia. 
Maqolah 23 
(Dikatakan bahwa gerakan badan 
melakukan keta’atan kepada ALlah adalah 
petunjuk tentang kema’rifatan seseorang 
sebagaimana gerakan anggota badan 
menunjukkan / sebagai dalil adanya 
kehidupan di dalamnya). Artinya, bahwa 
ekspresi ketaatan serang hamba dalam 
menjalankan perintah Allah maka yang 
demikian itu adalah petunjuk /a dalil 
kema’rifatannya kepada ALlah. Apabila 
banyak amal ta’at maka menunjukkan 
bahwa banyak pula ma’rifatnya kepada 
Allah dan apabila sedikit ta’at, maka 
menunjukkan pula sedikit ma’rifat, karena 
sesungguhnya apa yang lahir merupakan 
cermin dari apa yang ada di dalam bathin. 
Maqolah 24 
Nabi SAW bersabda, (Sumber segala 
perbuatan dosa adalah cinta dunia,) dan 
yang dimaksud dari dumia adalah sesuatu 
yang lebih dari sekedar kebutuhan. (Dan 
sumber segala fitnah adalah mencegah / 
tidak mau mengeluarkan sepersepuluh dan 
tidak mau mengeluarkan zakat). 
Maqolah 25 
(Mengaku merasa kekurangan dalam 
melakukan ta’at adalah selamanya terpuji 
dan mengakui akan kekurangan / 
kelemahan dalam melakukan ta’at adalah 
tanda-tangda diteimanya amal tersebut) 
karena dengan demikian menunjukkan tidak 
adanya ujub dan takabur di dalamnya. 
Maqolah 26 
(Kufur ni’mah adalah tercela) maksudnya 
adalah dengan tidak adanya syukur ni’mat 
menunjukkan rendahnya nafsu. (dan 
berteman dengan orang bodoh) yaitu orang 
yang menempatkan sesuatu bukan pada 
tempatnya padahal ia mengetahui akan 
keburukan sesuatu tersebut. (adalah 
keburukan) yaitu tidak membawa berkah . 
Oleh karena itu janganlah berteman 
dengannya disebabkan karena buruknya 
akhlak / keadaan tingkah lakunya karena 
sesungguhnya tabi’at itu dapat menular. 
Maqolah 27 
Disebutkan dalam syair….Wahai yang 
disibukkan oleh dunia Sungguh panjangnya 
angan-angan telah menenggelamkan 
mereka Bukankah mereka selalu dalam 
keadaan lupa – kepada Allah Hingga 
dekatlah ajal bagi mereka Sesungguhnya 
kematian datangnya mendadak Dan kubur 
adalah tempat penyimpanan amal. 
Addailamy meriwayatkan hadits dari 
RasuluLlah SAW yang bersabda, 
“Meninggalkan kenikmatan dunia lebih pahit 
dari pada sabar, dan lebih berat daripada 
memukulkan pedang di jalan Allah. Dan 
tiada sekali-kali orang mahu meninggalkan 
kenikmatan dunia melainkan Allah akan 
memberi sesuatu seperti yang diberikan 
kepadapara Syuhada’. Dan meninggalkan 
kenikmatan dnia adalah dengan 
menyedikitkan makan dan kekenyangan, 
dan membenci pujian manusia karena 
sesungguhnya orang yang suka di puji oleh 
manusia adalah termasuk mencintai dunia 
dan kenikmatannya. Dan barang siapa 
menginginkan kenikmatan yang 
sesungguhnya maka hendaklah ia 
meninggalkan kenikmatan dunia dan pujian 
dari manusia”. 
Dan Ibnu Majah telah meriwayatkan 
sesungguhnya RasuluLlah SAW bersabda, 
“Barang siapa yang niatnya adalah untuk 
akhirat, niscaya Allah akan mengumpulkan 
kekuatan baginya dan Allah membuat 
hatinya menjadi kaya, dan dunia akan 
mendatanginya dalam keadaan hina. Dan 
barang siapa yang niatnya dunia maka Allah 
akan menceraiberaikan segala urusannya, 
dan Allah menjadikan kefakiran di depan 
kedua belah matanya dan tiadalah dunia 
akan mendatanginya kecuali apa yang telah 
tertulis untuknya”. 
Maqolah 28 
Dari Aby Bakr Asy-Syibly RahimahuLlahu 
Ta’ala, Beliau tinggal di Baghdad, 
berkawan dengan Syaikh Abul Qasim 
Junaidy Al-Baghdady bahkan menjadi murid 
beliau, dan beliau hidup hingga usia 87 
tahun, wafat pada tahun 334 H dan 
dimakamkan di Baghdad. Dimana beliau 
termasuk pembesar para sufi dan para ‘arif 
biLlah. Beliau berkata di dalam 
munajatnya : 
Wahai Tuhanku… 
Sesungguhnya aku senang 
Untuk mempersembahkan kepadaMu 
semua kebaikanku 
Sementara aku sangat faqir dan lemah 
Oleh karena itu wahai Tuhanku, 
Bagaimana Engkau tidak senang 
Untuk memberi ampunan kepadaku atas 
segala kesalahanku 
Sementara Engkau Maha Kaya 
Karena sesungguhnya keburukanku 
tidak akan membahayakanMu 
Dan kebaikanku tidaklah memberi 
manfaat bagiMu 
Dan sesungguhnya sebagian orang yang 
mulia telah memberikan ijazah agar dibaca 
setelah melaksanakan shalat Jum’at 7 kali 
dari bait syair sebagai berikut: 
Ilahy lastu lil firdausi ahla 
Walaa aqway ‘ala naaril jahiimi 
Fahably zallaty wahfir dzunuuby 
Fa innaka ghaafirul dzanbil ‘adziimi 
Wa ‘aamilny mu’aamalatal kariimi 
Watsabbitny ‘alan nahjil qawwimi 
(Hikayat) Sesungguhnya Syaikh Abu Bakr 
As-Syibly datang kepada Ibnu Mujaahid. 
Maka segeralah Ibnu Mujaahid mendekati 
As-Syibly dan mencium tempat diantara 
kedua mata beliau. Mmaka ditanyakanlah 
kepada Ibnu Mujaahid akan perbuatannya 
yang demikian, dan beliau berkata, 
“Sesungguhnya aku melihat RasuluLlah SAW 
di dalam tidur dan sungguh beliau SAW 
telah mencium Syaikh Abu Bakr As-Syibly. 
Ketika itu berdirilah Nabi SAW di depan as- 
Syibly dan beliau mencium antara kedua 
mataAs-Syibly. Maka aku bertanya, ‘Yaa 
RasuluLlah, apakah benar engkau berbuat 
yang demikian terhadap As-Syibly ?’. 
RasuluLlah SAW menjawab, 
‘benar, sesungguhnya dia tidak sekali-kali 
mengerjakan shalat fardhu melainkan 
setelah itu membaca Laqad jaa a kum 
Rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi 
maa ‘anittum chariisun ‘alaikum bil 
mukminiinarra’uufurrahiim faintawallau 
faqul chasbiyaLlaahu laaIlaaha Illa Huwa 
‘alaiHi tawakkaltu waHuwa Rabbul ‘Arsyil 
‘adziim….setelah itu dia /As-Syibly 
mengucapkan salam ShallaLlaahu ‘alaika 
Yaa Muhammad”. Kemudian aku tanyakan 
kepada As-Syibli mengenai apa yang 
dibacanya setelah shalat fardhu, maka 
beliau menjawab seperti bacaan tadi…. 
Maqolah 29 
Telah berka Asy-syibly, “Apabila engkau 
menginginkan ketenangan bersama Allah, 
maka bercerailah dengan nafsumu.” Artinya 
tidak menuruti apa yang menjadi 
keinginannya. Telah ditanyakan keadaan 
Asy-Syibly di dalam mimpi setelah beliau 
wafat, maka beliau menjawab,’ Allah Ta’ala 
berfirman kepadaku,’Apakah engkau 
mengetahui dengan sebab apa Aku 
mengampunimu ?’ 
Maka aku menjawab, ‘Dengan amal baikku”. 
Allah Ta’ala berfirman,’Tidak’. 
Aku menjawab, ‘Dengan ikhlas dalam 
ubudiyahku ‘. 
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak’. 
Aku menjawab,’Dengan hajiku dan 
puasaku ?’ 
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak’. 
Aku menjawab, ‘Dengan hijrahku 
mengunjungi orang-orang shaleh untuk 
mencari ilmu“. 
Allah Ta’ala berfirman,’Tidak’. 
Akupun bertanya, ‘Wahai Tuhanku, kalau 
begitu dengan apa ?“ 
Allah Ta’ala menjawab, ‘Apakah engkau 
ingat ketika engkau berjalan di Baghdad 
kemudian engkau mendapati seekor anak 
kucing yang masih kecil dan lemah karena 
kedinginan, dan ia emnggigil karenanya. 
Kemudian engkau mengambilnya karena 
rasa kasihan kepada anak kucing itu dan 
engkau hangatkan ia ?” 
Aku menjawab, ‘Ya’. 
Maka berfirmanlah Allah Ta’ala, ‘Dengan 
kasih sayangmu kepada anak kucing yang 
masih kecil itulah Aku menyayangimu’. 
Maqolah 30 
Telah berkata Asy-Syibli, “Jika engkau telah 
merasakan nikmatnya pertemuan (wushlah 
– dekat dengan Allah SWT) niscaya engkau 
akan mengerti rasa pahitnya perpisahan 
(Qathi’ah-yaitu jauh dari Allah Ta’ala) . 
karena sesungguhnya berjauhan dari Allah 
SWT merupakan siksaan yang besar bagi 
AhluLlah ta’ala. Dan termasuk salah satu 
dari do’a SAW adalah ,”Allahummarzuqny 
ladzatan nadzari ilaa wajhiKal Kariim, 
wasyauqu ilaa liqaaiK”. (Yaa Allah 
berikanlah kepadaku kelezatan dalam 
memandang wajah-Mu yang Mulia dan rasa 
rindu untuk bertemu dengan-Mu) 
Maqolah 31 
Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya 
Beliau bersabda, “Barang saiapa yang pada 
waktu pagi hari (memasuki waktu subuh) 
dalam keadaan mengadu kepada manusia 
tentang kesulitan hidupnya, maka 
seakanakan ia telah mengadukan Tuhannya. 
“. Sesungguhnya pengaduan selayaknya 
hanya kepada Allah karena pengaduan 
kesulitan hidup kepada Allah termasuk do’a. 
adapun mengadu kepada manusia 
menunjukkan tidak adanya ridha dengan 
pembagian Allah Ta’ala sebagaimana 
diriwayatkan dari AbdiLlah bin Mas’ud RA, 
telah bersabda RasuluLlah SAW, “Maukah 
kamu semua aku ajari sebuah kalimat yang 
diucapkan Musa AS ketika melintasi lautan 
bersama bani israil ?“. kami semua 
menjawab ,”Baik Yaa RasuluLlah”. 
RasuluLlah SAW bersabda,”Ucapkanlah 
kalimat ‘Allahumma laKal hamdu wa ilaiKal 
Musytakay wa Antal Musta’aan wa laa 
haula walaa quwwata illa biLlahil ‘Aliyyil 
‘Adhiim” (Yaa Allah segala puji hanya 
untuk-Mu, dan hanya kepadamulah tempat 
mengadu, dan Engkaulah Penolong dan 
tiada daya upaya dan kekuatan melainkan 
dengan pertolongan Allah Dzat Yang Maha 
Tinggi dan Maha Agung. Maka berkatalah 
Al-A’masy, Tidaklah kami pernah 
meninggalkan membaca kalimat tersebut 
sejak kami mendengarnya dari Syaqiq Al- 
Asady Al kuufy. 
Barang siapa pada waktu pagi hari berduka 
atas perkara duniawi, maka sesungguhnya 
ia telah marah kepada tuhannya. Artinya, 
barang siapa yang bersedih karena urusan 
dunia, sesungguhnya ia telah marah kepada 
Tuhannya, karena ia tidak ridha dengan 
qadha’ (takdir Allah) dan tidak bersabar 
atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan 
kekuasaan-Nya. Karena sesungguhnya apa 
saja yang terjadi di dunia ini adalah atas 
qadha Ilahi Ta’ala dan atas kekuasaan-Nya. 
Dan barang siapa yang merendahkan diri 
kepada orang kaya karena melihat 
kekayaannya, maka hilanglah 2/3 
agamanya. Artinya bahwa disyari’atkannya 
penghormatan manusia kepada orang lain 
adalah karena alasan kebaikan dan ilmunya 
bukan karena kekayaannya. Karena 
sesungguhnya orang yang memuliakan 
harta, sesungguhnya ia telah menyia- 
nyiakan ilmu dan amal shaleh. Telah 
berkata Sayyidy Syaikh Abdul qadir Al- 
Jailany RA, “Tidak boleh tidak bagi seorang 
muslim pada setiap keadaannya selalu 
dalam tiga keadaan, yangpertama 
melaksanakan perintah, kedua menjauhi 
larangan, dan ketiga ridha dengan 
pembagian Tuhan.” Dan kondisi minimal 
bagi seorang mukmin adalah tidak terlepas 
dari salah satu dari tiga keadaan tersebut 
di atas, 32. telah berkata Sayidina Aby 
Bakar As-Shidiq RA, “Tiga perkara yang 
tidak akan dapat diperoleh dengan tiga 
perkara lainnya. Artinya ada tiga perkara, 
dimana tiga perkara tersebut tidak akan 
dapat diperoleh dengan tiga perkara, yaitu 
yang pertama Kekayaan dengan hanya 
berangan-angan. Sesungguhnya kekayaan 
tidak dapat diperoleh hanya dengan 
berangan-angan akan tetapi dengan 
pembagian dari Allah. yang ke dua Muda 
dengan bersemir. Maka tidak akan dapat 
diperoleh kemudaan usia hanya dengan 
menyemir rambut dan lain sebagainya. 
Yang ketiga, Kesehatan dengan obat- 
obatan. 
Maqolah 32 
Dari Abu Bakar As-Shidiq RA, “Tiga perkara 
tidak dapat di capai/didapatkan dengan 
tiga perkara lainnya : 1. Kekayaan dengan 
angan-angan. Artinya tidaklah kekayaan itu 
dapat diperoleh hanya dengan berangan- 
angan tanpa kerja nyata, dan pembagian 
dari Allah. 2. Muda usia dengan semir. 
Artinya tidaklah akan diperoleh keadaan 
menjadi muda hanya karena disemirnya 
rambut dan sebagainya. Akan tetapi orang 
yang sudah bertambah usia (tua) tidaklah 
mungkin berubah menjadi muda kembali 
meskipun dengan rambut disemir atau yang 
lainnya. Dan umur akan terus berjalan 
hingga akhirnya habislah umur itu kembali 
menghadap sang Khaliq. 3. Dan kesehatan 
dengan menggunakan obat-obatan. Artinya 
kesehatan tidak dapat diperoleh dengan 
mengkonsumsi obat-obatan akan tetapi 
sesuai sunnah Allah harus dengan menjaga 
diri dengan makanan yang halal dan olah 
raga secara teratur serta rajin beribadah. 
Maqolah 33 
Dari Sahabat Umar RA, “bersikap kasih 
sayang dengan manusia adalah setengah 
dari sempurnanya aka”l. Sebagaimana 
diriwayatkan oleh Ibnu Hiban dan Thabrani 
dan Baihaqi dari Jabir bin abdiLlah dari 
Naby SAW bersabda, “Berperilaku baik 
terhadap manusia adalah shadaqah”. 
Artinya berperilaku yang baik terhadap 
manusia melalui ucapan dan perbuatan 
pahalanya sama dengan orang yang 
bersedekah. Dan sebagian dari suritauladan 
Naby dalam bersikap baik dalam pergaulan 
adalah beliau tidak pernah mencela 
makanan dan menghardik pelayan dan tidak 
pernah memukul wanita termasuk isteri 
beliau. Dan yang lebih tepat untuk perilaku 
yang baik ini adalah meninggalkan 
kesenangan duniawi karena tuntutan 
agama. Dan rajn bertanya (kepada Ulama) 
adalah setengah dari ilmu. Karena ilmu 
akan dipeorleh apabila kita rajin bertanya 
terhadap segala sesuatu yang kita tidak 
tahu. Dan rajin bekerja adalah setengah 
dari penghidupan. Karena dengan rajin 
bekerja kita akan memperoleh rizki sebagai 
bekal untuk kelangsungan hidup kita. 
Maqolah ke 37 
Dari Nabi Dawud AS, Diwahyukan di dalam 
kitab Zabur, – Wajib bagi orang yang 
berakal untuk tidak menyibukkan diri kecuali 
dalam tiga hal : 
1. Mempersiapkan bekal untuk perjalanan 
ke akhirat. 
2. Bergaul dengan pergaulan yang baik. 
3. Bekerja dengan baik mencari rizki yang 
halal untuk bekal ibadah kepada Allah 
karena mencari rizki yang halal adalah 
wajib hukumnya. 
Maqolah ke 38 
Dari Abu Hurairah RA. Nama beliau adalah 
AbduRrahman bin Shakhr. Beliau berkata, 
telah bersabda Naby SAW Ada tiga perkara 
yang menyelamatkan (dari adzab), tiga 
perkara yang merusakkan (membawa orang 
kepada kerusakannya), tiga perkara 
meningkatkan derajat (beberapa tingkatan 
di akhirat), tiga perkara menghapuskan 
dosa. Adapun tiga yang menyelamatkan 
adalah: 
1. Takut kepada Allah dalam keadaan 
tersembunyi maupun terang-terangan. 
2. Sedang dalam faqir dan kekayaan. 
3. Seimbang dalam ridha dan marah (yaitu 
Ridha karena Allah dan marah karena 
Allah). 
Adapun (tiga) yang merusakkan adalah: 
1. bakhil yang bersangatan (dengan tidak 
mau memberikan apa yang menjadi hak 
Allah dan haq makhluk). Dalam riwayat lain 
bakhil yang diperturutkan. (Adapun apabila 
sifat bakhil itu ada dalam diri seseorang 
akan tetapi tidak diperturutkan, maka 
tidaklah yang demikian ini merusakkan 
karena sifat bakhil adalah sifat yang lazim 
ada pada manusia). 
2. Hawa nafsu yang selalu diikuti. 
3. Dan herannya (‘ujub) manusia terhadap 
diri sendiri. (Artinya seseorang memandang 
dirinya dengan pandangan kesempurnaan 
dirinya disertai lalai terhadap ni’mat Allah 
Ta’ala dan merasa aman dari hilangnya 
ni’mat itu). 
Adapun yang meninggikan derajat adalah: 
1. Menebarkan salam (artinya menebarkan 
salam kepada orang lain yang dikenal 
maupun yang tidak dikenal). 
2. Memberikan hidangan makanan (kepada 
tamu atau orang yang menderita 
kelaparan). 
3. Dan shalat pada waktu malam sedang 
manusia sedang tertidur lelap (yaitu 
mengerjakan shalat tahajud pada tengah 
malam ketika orang-orang sedang lalai 
dalam ni’matnya tidur). 
Adapun yang dapat menghapus dosa 
adalah : 
1. Menyempurnakan wudhu pada saat yang 
sulit (artinya menyempurnakan wudhu pada 
saat udara sangat dingin dengan 
menjalankan sunah-sunahnya). 
2. Malangkahkan kaki untuk mengerjakan 
shalat berjama’ah. 
3. Menunggu shalat sesudah shalat (Untuk 
mengerjakan shalat berikutnya di masjid 
yang sama). 
Maqolah ke 39 : 
ﻗﺎﻝ ﺟﺒﺮﯾﻞ ﻋﻠﯿﮫ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﯾﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﺶ ﻣﺎ ﺷﺌﺖ 
ﻓﺌﻨﻚ ﻣﯿﺖ, ﻭﺃﺣﺒﺐ ﻣﻦ ﺷﺌﺖ ﻓﺌﻨﻚ ﻣﻔﺎﺭﻗﺔ, 
ﻭﺍﻋﻤﻞ ﻣﺎ ﺷﺌﺖ ﻓﺌﻨﻚ ﻣﺠﺰﻯ ﺑﮫ , 
Jibril As berkata, “Ya Muhammad hiduplah 
sesuka engkau karena sesungguhnya engkau 
akan meninggal dunia. Dan cintailah orang 
yang engkau suka karena engkau pasti akan 
berpisah (disebabkan kematian). Dan 
beramalah sesuka engkau karena engkau 
akan di beri pahala atas amal itu. 
Maqolah ke 40 : 
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻞ ﺍﻟﮫ ﻋﻠﯿﮫ ﻭﺳﻠﻢ : ﺛﻼﺛﺔ ﻧﻔﺮ 
ﯾﻈﻠﮭﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺤﺖ ﻇﻞ ﻋﺮﺷﮫ ﯾﻮﻡ ﻻﻇﻞ ﺍﻻ ﻇﻠﮫ. 
ﺍﻟﻤﺘﻮﺿﺊ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻜﺎﺭﻩ, ﻭﺍﻟﻤﺎﺷﻰ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ 
ﻓﻰ ﺍﻟﻈﻠﻢ ,ﻭﻣﻄﻌﻢ ﺍﻟﺠﺎﺋﻊ. 
Tiga golongan yang akan mendapatkan 
naungan ﺍﻟﻠﻪ di bawah naungan ‘arsy-Nya 
pada hari dimana tidak ada naungan 
kecuali naungan-Nya. 1 orang yang 
berwudhu pada waktu yang sangat berat 
(dingin bersangatan). 2. orang yang pergi 
ke masjid dalam kegelapan )untuk 
mengerjakan shalat berjama’ah). 3. Orang 
yang memberi makan orang yang 
kelaparan. 
Maqolah ke 41 : 
ﻗﯿﻞ ﻻﺑﺮﺍﮬﯿﻢ ﻋﻠﯿﮫ ﺍﻟﺴﻼﻡ, " ﻷﻱ ﺷﯿﺊ ﺍﺗﺨﺬﻙ 
ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﯿﻼ ؟ ﻗﺎﻝ ﺑﺜﻼﺛﺖ ﺍﺷﯿﺎﺀ : ﺍﺧﺘﺮﺕ ﺍﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ 
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺮ ﻏﯿﺮﻩ, ﻭﻣﺎ ﺍﮬﺘﻤﻤﺖ ﺑﻤﺎ ﺗﻜﻔﻞ 
ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻰ ﻭﻣﺎ ﺗﻌﯿﺸﺖ ﻭﻣﺎ ﺗﻐﺪﯾﺖ ﺍﻻ ﻣﻊ ﺍﻟﻀﯿﻒ 
Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim AS, 
“Dengan sehingga ﺍﻟﻠﻪ menjadikan engkau 
sebagai kekasih ?” Maka Ia menjawab, 
“Dengan tiga hal, Aku memilih 
melaksanakan perintah ﺍﻟﻠﻪ daripada 
perintah selain ﺍﻟﻠﻪ . Dan aku tidak 
bersedih hati atas apa yang telah ﺍﻟﻠﻪ 
tanggung untukku (dari rizki). Dan tidak 
sekali-kali aku makan malam atau makan 
pagi kecuali bersama-sama dengan tamu. 
Telah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim AS 
berjalan satu mil atau dua mil untuk 
mencari orang yang mau dijak makan 
bersamanya. 
Maqolah ke 42 : 
ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻜﻤﺎﺀ : ﺛﻼﺛﺔ ﺍﺷﯿﺎﺀ ﺗﻔﺮﺝ ﺍﻟﻐﺼﺺ 1 
ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ, 2 ﻭﻟﻘﺎﺀ ﺃﻭﻟﯿﺎﺋﮫ, 3 ﻭﻛﻼﻡ 
ﺍﻟﺤﻜﻤﺎﺀ 
Diriwayatkan dari sebagian ahli hikmah 
(orang-orang yang pandai mengobati 
penyakit hati). Tiga perkara dapat 
menghilangkan kesusahan. 1 Dzikir kepada 
ﺍﻟﻠﻪ dengan lafadz apapun seperti banyak 
membaca kaliamat ﻻﺍﻟﮫ ﺍﻻﺍﻟﻠﻪ dan kalimat 
ﻻﺣﻮﻟﻮﻻﻗﻮﺓﺍﻻﺑﺎﻟﻠﻪ , atau dengan bermunajat 
kepada-Nya. 2 Bertemu kekasih / Aulia-Nya 
dari para ulama dan orang-orang saleh. 3 
Mendengarkan kalam (nasihat) para 
hukama’ (orang yang menunjukkan kepada 
kebajikan dunia dan akhirat). 
Maqolah ke 43 
ﻋﻦ ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻯ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﮫ : ﻣﻦ ﻻ ﺃﺩﺑﻠﮫ 
ﻻﻋﻠﻢ ﻟﮫ , ﻭﻣﻦ ﻻﺻﺒﺮﻟﮫ ﻻﺩﯾﻦ ﻟﮫ , ﻭﻣﻦ ﻻﻭﺭﻉ 
ﻟﮫ ﻻﺯﻟﻔﻰ ﻟﮫ . 
Dari Hasan Al Bashri RA, Barang siapa 
yang tidak memiliki adab/etika (kepada ﺍﻟﻠﻪ 
dan kepada makhluk) maka tiadalah ilmu 
baginya. Barang siapa yang tidak memiliki 
kesabaran (karena menanggung bala’ dan 
menanggung disakiti oleh makhluk, dan 
atas beratnya menjahui maksiyat dan atas 
melaksanakan kewajiban), maka tiadalah 
agama baginya. Barang siapa yang tidak 
wara’ (dari yang haram dan syubhat) maka 
tidak ada pujian (martabat) baginya di 
hadapan ﺍﻟﻠﻪ dan tiada kedekatan baginya 
kepada .ﺍﻟﻠﻪ 
Sekian ringkasan yang dapat kami sajikan, 
semoga bermanfaat di dunia dan Akhirat, 
Amin. 
By: Al Faqir Illa Rohmati Azza Wajalla 

http://assurur-duniasantri.blogspot.com/2012/03/terjemah-bahasa-indonesia-nashoihul.html?m=1
Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits dengan mengklik tombol di bawah ini:

follow mas sugeng

Artikel keren lainnya:

Blogger Templates
Ditulis oleh Islam Blog Aswaja pada tanggal Kamis, 16 Januari 2014
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda

Popular Posts

  • MAULID DHIYYA ULAMI(teks latin)
    Mawlid Ad Dhiya'ul Lami'  'Bismillahirahmanirr ahim  Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad, habibikasy  sayfi’il musyaffa’  Ya rabbi sha...
  • Terjemahan kitab TANQIHUL QOUL syekh NAWAWI ALBANTANI
                                                          Muqoddimah بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والعاقة للمتقين ولا عدوان إلا ...
  • TERJEMAH KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA (Fasal. Menerangkan Tentang Wudlu dan Shalat)
    Tag: Blog Aswaja Indonesia Wahabi Syiah Salafi Sunni Ahlussunnah Wal Jamaah Habib Palsu Asli Islam Radikal Moderat Modern Tradisional Islam ...

Arsip Blog

  • ►  2017 (23)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (22)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (9)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (87)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (19)
  • ▼  2014 (184)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (13)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (22)
    • ►  Februari (48)
    • ▼  Januari (47)
      • KHAWARIJ
      • Ulama' Salafy [Syaikh bin Jibrin] Tidak Mengingkar...
      • Akibat Mengebiri Perkataan Orang
      • Ustadz Baba Naheel [aswaja] vs Raja Saudi Tentang ...
      • Muhadatsah atawa Konferzeisyen
      • Santri NU vs Ustadz Wahabi
      • Setan Melarang Doa
      • Andai Esok Kiamat
      • Dialog al-Qur'an dan Sains Modern
      • Kenapa harus BERMADZHAB
      • Tidur dalam keadaan junub
      • TIMBULLAH FIRQOH
      • Hasyim Muzadi: Indonesia Kehilangan Ulama Negarawan
      • ISNU: Indonesia Kehilangan Ahli Fiqih Terbaik
      • Akibat Lupa Bershalawat kepada Rasulullah saw.
      • Poin-Poin ajaran wahabiyyah
      • BACA INI DAFTAR KESEMBRONOAN2 YANG DILAKUKAN ALBAN...
      • INILAH KAPASITAS KEILMUAN ALBANI MENURUT SALAH SEO...
      • Sanad keguruan Habibana Mundzir Al-musawwa
      • Penjelasan Allahu yarham habib Mundzir saat menjaw...
      • SHULTONUL QULUB
      • SYIAH & WAHABI KEMBAR SIAM
      • MEREKA KELUAR DARI MADZHAB HAMBALI
      • KAROMAH HABIBANA MUNDZIR AL MUSAWWA
      • Ringkasan Kitab Talim Mutalim Syekh Ibrahim Bin Is...
      • KITAB SAFINATUN NAJAH
      • MAULID DHIYYA ULAMI(teks latin)
      • NASHOIHUD IBAD SYEKH NAWAWI AL-BANTANI
      • TENTANG SYIAH
      • KEDUSTAAN FIRANDA
      • SUNNAH MELAFADZKAN NIAT
      • Membongkar fatwa menyimpang syekh albani & abdul h...
      • 313 NAMA-NAMA ROSUL
      • NAMA-NAMA PEJUANG AHLU BADAR
      • TUHAN WAHABI PUNYA BAYANGAN
      • Mahabbatun Nabi saw
      • Kisah Maulid
      • Membongkar fatwa menyimpang syekh albani & abdul h...
      • JANGANLAH MELUKAI HATI RASULULLAH SAW
      • KEDUSTAAN ALBANI
      • CINTA ULAMA
      • MAULID NABI SAW
      • LA ILAHA ILALLAH
      • Rahasia dakwah habibana
      • Wahabi vs ahlu sunnah
      • MAULID NABI
      • Bidah hasanah
  • ►  2013 (85)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (26)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (35)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (45)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2009 (34)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2008 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2007 (61)
    • ►  Desember (7)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2006 (55)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (17)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2014 Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler