Suatu ketika Santri NU lagi khusyuk berdzikir tak henti-hentinya di serambi masjid, Ehh tau-taunya disamperin ama ustadz bergamis yang biasa mengisi pengajian wahabi d masjid itu,
ustadz itu memulai ancang-ancang untuk mencuci otak si santri,apa yang akan terjadi dengan si santri mungkinkah si santri akan terjebak perangkap Ustadz wahabi itu??
Ataukah Sebaliknya??
Mari kita simak baik-baik perbincangan yang satu ini . . .
1.Ustadz Wahabi: Hai, Anak muda apa km udah tau tahlilan itu dosa??
2.Santri NU: lah, kogh bs Ustadz? (santri NU tahu persis siapa yang lagi ngomong itu)
3.Ustadz Wahabi: karena itu gak pernah dilakukan Nabi dan Setiap yang gak pernah dilakukan Nabi itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat masuk neraka dalilnyaكلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار jadi apa yg dilakukan kyai2,habib2, walisongo, kayak yasinan tahlilan, barzanji secara jamaah itu dosa & masuk neraka,!!
4.Santri NU : kogh gitu?? perkara itu kan kebiasaan baik yg dirintis walisongo,
5.Ustadz Wahabi: iya baik, tp Jelas g ada di zaman Nabi, jadi dengan dalil itu walisongo,kyai2, habib2 yg nglakuin, yasinan, tahlilan, barzanji, mereka pasti masuk neraka,!!! Krena perkara itu g ada di jaman Nabi,
(Mulai deh ustadz wahabi merasa dia udh pasti masuk surga)
6. Santri NU: Kogh simple amat ustadz bikin Hukumnya??
7.Ustadz wahabi : Km ini kogh g percaya, saya tunjukkin kitabnya nih, HR. Muslim Nomer 867 (sambil nyodorin kitab Shohih muslim,dia membacakan hadis كلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار dia mulai berlagak sombong merasa udah nguasai tuh kitab,mentang2 pakai gamis)
8. Santri NU: (Santri merasa org ini telah kelewatan krn udh menghina ulama2 yg dicintainya, dengan banyak berdoa dalam hatinya, agar terhindar dari segala fitnah itu Diapun mulai ngomong blak-blakan sambil membukakan sebuah hadis dari kitab shohih muslim milik ustadz itu)
Ustadz kan tau hadis Shohih Muslim nomer 1017, ini hadisnya (santri menaruh kitab itu dipangkuan ustadz itu),saya bacakan isinya ustadz, (si santri begitu lancar akan hafalan hadis itu beserta kandungannya):
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَن عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang “memulai kebiasaan” didalam Islam sebuah “kebiasaan yg baik”, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai dalam Islam, sebuah “kebiasaan yg buruk” maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”
9. Santri NU: klo menurut saya arti lafadz , مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً barang siapa memulai kebiasaan di dalam islam sebuah kebiasaan baik, lah kebiasaan baik itu secara umum baik yasinan, tahlilan, barzanji, dan banyak lainnya,lah itu dasar dalil para ulama,
10. Ustadz Wahabi: Salah anak muda bukan begitu artinya, lafadz مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً itu “barang siapa melakukan sunnah didalam islam sunnah nabi yg baik”, jd lafadz سُنَّةً itu maksudnya "sunnah nabi".
11. Santri NU: Loh, kogh gitu ustadz, klo lafadz سُنَّةً maksudnya "sunnah nabi" lalu kalimat selanjutnya dlm hadis itu ada lafadz سُنَّةً سَيِّئَةً apakah mungkin kita artikan sunnah nabi yg buruk,?? Hah,?? Ustadz, Sunnah nabi/kelakuan nabi apa ada yg buruk,??
12. Ustadz Wahabi: !@#$%^&*()_+=
(dia Keblinger langsung nyelonog pergi sambil menelaah kembali tuh hadis untuk mencari celah kelemahan hadis tersebut)
Dari dialog di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwasannya lafadz سُنَّةً penisbatannya bukanlah tertuju kepada sunnah nabi namun sunnah kebiasaan secara umum:
1. Jika سُنَّةً حَسَنَةً berarti kebiasaan baik : Yasinan,tahlilan, Barzanji secara berjamaah
2. Jika سُنَّةً سَيِّئَةً berarti kebiasaan buruk: Acara nikahan dengan meminum khomer, Memisau kepala oleh orang syiah
Yah begitulah ustadz-ustadz wahabi dalam keilmuannya kita tak perlu menyalahkan apalagi menghardik orang-orang yang mengikuti ustadz-ustadz itu karena kenyataanya mereka adalah korban ambisi Faham Ajaran Wahabi, yg mana penyebar faham itu sendiri kurang menelaah keilmuaannya,dan terbukti selalu kalah dalam setiap perdebatan yg digelar antara kelompok NU dan Wahabi.
kalo ustadz-ustadz wahabi gencar dengan hadits: كلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار
Kitapun sebagai warga NU harus lebih gencar dg hadits: مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً
Luruskan Pemahaman, Lakukan Amalan, & Kokohkan Iman.
*Oleh: Santri NU Kota Fès,Maroko.