Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits
  • Home
  • Menu
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3
Beranda » Humor » Perlakuan Kata 'Rambut' Menjadi 'J*mb*t'

Perlakuan Kata 'Rambut' Menjadi 'J*mb*t'

Segala sesuatu, apa pun itu, sebenarnya memiliki nilai netral, yakni tidak baik juga tidak buruk. Nilai netral tersebut sifatnya potensial, dalam arti setiap sesuatu itu bisa bernilai baik dan membawa kebaikan, juga dapat bernilai buruk dan membawa keburukan. Baik atau buruknya sesuatu itu sangat tergantung bagaimana kita menggunakan dan memperlakukannya.

Sebagai contoh sederhananya adalah KATA. Kata apapun dalam bahasa apapun, suku bangsa manapun, di dunia ini, semuanya, nilainya netral: tidak baik juga tidak buruk. Mari kita ambil sebuah kata sebagai contoh kongkritnya: JEMBUT. JEMBUT merupakan salah satu kata dari sekian juta kata dalam bahasa Jawa, yang artinya rambut kemaluan. Pada dasarnya JEMBUT itu nilainya samasama netralnya dengan kumis (rambut di atas bibir), jenggot (rambut di dagu), brewok (rambut di pipi atau permukaan rahang), bulu (rambut dipermukaan kulit), rambut kepala dan rambut ketiak. Hanya perbedaan tempat tumbuhnya sajalah yang membedakan penamaannya.

Naasnya, kata JEMBUT kerap terdzholimi akibat penilaian tidak adil oleh umumnya orang. Kebanyakan orang menganggapnya sebagai kata yang “jorok”, “kotor”, “buruk” dan stigma negatif lainnya. Sampaisampai ketika ada orang yang mengucapkannya, orang tersebut langsung diklaim, dicap, distempel, sebagai orang yang tidak bisa menjaga mulut karena telah berkata jorok, kotor dan sebagainya. Padahal, dalam ilmu komunikasi, efektifitas pemilihan dan penggunaan kata merupakan salah satu kriteria berbicara yang baik. Dan kata JEMBUT itu sendiri merupakan kata yang paling efektif dan spesifik (dalam bahasa Jawa) untuk menyebutkan rambut kemaluan. Ini artinya, keberadaan kata JEMBUT dalam budaya dan peradaban Jawa sangatlah penting, sama pentingnya dengan kedudukan kata lainnya sesuai dengan tujuan peruntukannya.

Untuk lebih jelasnya, mari kita simak bersama contoh penggunaan kata JEMBUT dalam kalimat, berikut ini:

1. “JEMBUTku durung cukul” (Rambut kemaluan saya belum tumbuh)
2. “Nyukur JEMBUT 40 dino pisan, iso ningkatake gairah seks” (Mencukur rambut kemaluan 40 hari sekali, dapat meningkatkan gairah seks)
3. “Koen koyok JEMBUT!” (Dasar kamu seperti rambut kemaluan!)

Analisis:
Kata JEMBUT pada kalimat ke-1 sifatnya informatif dan nilainya netral. Informatif, karena kalimat tersebut memuat sebuah informasi yakni mengabarkan tentang suatu keadaan. Netral, karena keberadaannya tidak merugikan atau menguntungkan siapapun, sehingga tidak bernilai positif maupun negatif.

Sedangkan pada kalimat ke-2 selain informatif juga nilainya positif (baik), sebab informasi yang disampaikan mengandung hikmah, sehingga ada manfaat yang bisa diambil darinya yakni tentang keutamaan mencukur rambut kemaluan. Dan boleh jadi seorang tabib (termasuk mungkin juga Mak Erot) akan mendapat uang banyak (kebaikan) setelah memberikan resep tersebut pada salah seorang pasien. Ya, karena resep itu jitu, sehingga pasiennya bertambah dan uangnya melimpah.

Lain halnya pada kalimat ke-3, kata JEMBUT diperlakukan secara emosional dan tidak proporsional dengan tujuan penggunaan yang negatif (buruk) yakni melecehkan seseorang dengan menyamakannya seperti rambut kemaluan. Akibatnya, orang yang melecehkan tadi mendapat pukulan keras tepat di mulut / ditonjok (mendapat keburukan) karena orang yang dikatai seperti JEMBUT tadi merasa tidak terima dan marah.

Jadi, jelas sudah, bahwa KATA termasuk apapun lainnya itu pada mulanya bersifat netral, namun akan berubah nilainya sesuai penggunaan dan perlakuannya.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya, minimal dapat memberikan “kesegaran” buat Anda semua, utamanya dapat membuat kita semakin adil terhadap kata, bijak dalam memilih dan menggunakannya sehingga informasi yang kita sampaikan dapat diterima secara baik yang pada muaranya dapat membawa kebaikan bersama. Nitip pesan sedikit: “Pergunakan dan perlakukan apapun dengan baik, maka Anda akan mendapatkan kebaikan darinya”
Sumber
Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits dengan mengklik tombol di bawah ini:

follow mas sugeng

Artikel keren lainnya:

Blogger Templates
Ditulis oleh Islam Blog Aswaja pada tanggal Kamis, 13 Februari 2014
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda

Popular Posts

  • MAULID DHIYYA ULAMI(teks latin)
    Mawlid Ad Dhiya'ul Lami'  'Bismillahirahmanirr ahim  Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad, habibikasy  sayfi’il musyaffa’  Ya rabbi sha...
  • Terjemahan kitab TANQIHUL QOUL syekh NAWAWI ALBANTANI
                                                          Muqoddimah بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والعاقة للمتقين ولا عدوان إلا ...
  • TERJEMAH KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA (Fasal. Menerangkan Tentang Wudlu dan Shalat)
    Tag: Blog Aswaja Indonesia Wahabi Syiah Salafi Sunni Ahlussunnah Wal Jamaah Habib Palsu Asli Islam Radikal Moderat Modern Tradisional Islam ...

Arsip Blog

  • ►  2017 (23)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (22)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (9)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (87)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (19)
  • ▼  2014 (184)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (13)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (22)
    • ▼  Februari (48)
      • Tuhan itu Tidak Ada
      • Domba Ketujuh
      • Jangan Remehkan Muadzin
      • Sihir dan Anjing Sebagai Penjaga
      • Kebanyakan Minum Kopi dan Merokok
      • Mengapa Tanah Air mesti Didahulukan Daripada Islam?
      • SHOLAWAT BID'AH WAHABI
      • Syaikh Bin Baz bertanya: “Berapa anggaran dana unt...
      • Makna Hadits “Jangan Memujiku Secara Berlebihan”
      • Ketika Gunung Ikut Berdakwah (Renungan)
      • Manusia
      • 10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia
      • Didudukkan di Kursi Belakang
      • Ammar Bugis :Qalbu Gemilang di Balik Cacat Fisik
      • Memilih Kebijaksanaan
      • Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf: Gema Al-Qur'...
      • Malah Mendapat Hadiah
      • Untuk apa Kita Belajar, Bekerja, dan Hidup
      • Mungkinkah agama memotivasikan orang untuk menampi...
      • Yang Mutlak Benar
      • Hukum Parfum Beralkohol
      • Mereka
      • Ini Dia Trik-Trik Rahasia Google.com Yang Jarang D...
      • Jatuh Cinta
      • Kita Berdua Akan Masuk Surga Bersama
      • Yang ....
      • Doa as-Sajjad
      • Wahai Pencari, Berhijrahlah
      • Kebijakan Seorang Kyai
      • Tidak Sholat itu tidak apa-apa (Kisah Seorang PSK ...
      • Bantuan Kemanusiaan Peduli Korban Letusan Gunung K...
      • Beda Toleransi Beragama dengan Pluralisme Agama
      • Perlakuan Kata 'Rambut' Menjadi 'J*mb*t'
      • Al Qur'an dan Pernafasan
      • Hukum Memperingati Valentine
      • Berbeda Pandangan Berbeda Pula Konsekuensinya
      • Kaidah Pegangan Aswaja
      • Seklumit Rindu untuk Mbah Sahal
      • NU Setia Menjaga NKRI
      • Satu Ayat al-Qur'an yang Istimewa
      • KH. Abdul Mujib Abbas : Lentera Ilmu Dari Kota Sid...
      • Tidak Sholat itu tidak apa-apa (Kisah Seorang PSK ...
      • Rindu, Cinta, dan Kamu
      • Hajar Aswad, Batu dari Surga itu Dicuri
      • Antara Leonidas dan 'Umar
      • Kesabaran
      • Ilmu vs Harta
      • Real Shaykhs Carry the Burden of Their Followers
    • ►  Januari (47)
  • ►  2013 (85)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (26)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (35)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (45)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2009 (34)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2008 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2007 (61)
    • ►  Desember (7)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2006 (55)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (17)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2014 Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler