Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits
  • Home
  • Menu
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3
Beranda » Syaikh 'Ammar Bugis » Tokoh » Ammar Bugis :Qalbu Gemilang di Balik Cacat Fisik

Ammar Bugis :Qalbu Gemilang di Balik Cacat Fisik

www.majalah-alkisah.com“Orang yang cacat saja bisa hafal Al-Qur’an. Sedangkan kalian diberi nikmat banyak oleh Allah SWT.”


Sungguh ilmu manusia amat sedikit ketika dihadapkan dengan proses penciptaan dan terjadinya makhluk oleh Allah SWT. Sejak dari Nabi Adam AS di­ciptakan sampai nanti hari Kiamat men­jelang, tiada manusia yang tahu su­dah berapa jumlah manusia diciptakan oleh Allah SWT.
Dari penciptaan itu tidak ada satu pun yang sama wajahnya. Mungkin ada kemiripan antara satu manusia dan ma­nusia lain, tapi tetap saja berbeda, yang dalam ilmu kedokteran modern dikenal proses identifikasi dengan DNA, yang memang merupakan proses identifikasi paling shahih.
Lalu ada juga sidik jari, yang antara manusia yang satu dan manusia lain juga tidak ada yang sama.
Itulah bukti kebesaran Sang Maha Pencipta. Tapi muncul pertanyaan, da­lam penciptaan manusia, mengapa tidak semua manusia lahir normal, ada yang cacat fisiknya?
Allah SWT Maha Berkehendak, Dia Yang Menciptakan makhluk sesuai de­ngan kehendak-Nya. Sebagai ciptaan-Nya, kita harus selalu berprasangka baik dengan apa yang Allah SWT ciptakan.
Allah SWT menciptakan seorang Ammar Bugis, yang mengalami kelum­puh­an total kecuali lidah dan mata sejak usianya menginjak dua bulan.
Pemuda asal Jeddah, Arab Saudi, yang memiliki darah Indonesia ini, lahir tang­gal 22 Oktober 1986 di Amerika. Nama Bugis diambil dari kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi. Buyut Ammar, Syaikh Abdul Muthalib Bugis, yang berasal dari Sulawesi, merantau ke Makkah dan mengajar tafsir di Masjidil Haram.
Apakah kondisi yang menimpanya membuatnya menyerah untuk meng­ga­pai prestasi seperti yang dilakukan oleh manusia normal? Tidak. Semangat hi­dup, daya juang, dan prestasi yang dito­rehnya seharusnya membuat orang berfisik normal menjadi malu hati. Dalam bukunya Qahir Al-Mustahil (Penakluk Ke­mustahilan), Ammar berkisah bagai­mana ia membalikkan anggapan bahwa orang cacat tidak bisa melakukan suatu pekerjaan yang oleh manusia normal sen­diri pun sering sulit dilakukan.
Ammar memang lumpuh secara fisik, tapi tidak demikian tekadnya. Sehingga berulang kali ia menyampaikan, “Saya telah mendayagunakan pengalaman ke­suksesan saya untuk menyelesaikan misi yang saya pikul di pundak saya, berupa cacat fisik yang sama sekali tidak pernah menjadi cacat tekad atau cacat inovasi. Karena cacat yang sesungguh­nya adalah cacat tekad, cacat cita-cita, dan sikap menyerah pada keadaan, tan­pa mau melawan dan membiarkan diri hidup dalam penderitaan,” tulisnya da­lam buku Qahir Al-Mustahil.
Tak mengherankan, ia menjadi begi­tu bersemangat untuk menggapai se­mua yang diimpikan. Pada pendidikan di sekolah orang-orang umum, prestasi­nya pun membuat decak kagum. Di se­kolah menengah atas, Ammar berhasil menyelesaikan pendidikan dengan nilai rata-rata 97, hampir sempurna.
Ia pun melanjutkan kuliah ke Univer­sitas King Abdul Aziz jurusan jurnalistik. Meski banyak kalangan yang mencibir dan meragukan kemampuannya, ia ber­hasil menjadi nomor wahid dalam wisuda di angkatannya dengan predikat cum laude. Ia berhasil menggondol IPK 4,72 dari total nilai 5.
Sejak sebelum lulus kuliah, Ammar sudah mulai magang bekerja di sejumlah tempat. Sehingga, tak lama setelah gelar sarjana ia terima, ia langsung diterima untuk bergabung di Harian Al-Madina. Di sana, ia menjadi satu-satunya warta­wan olahraga yang tidak menggunakan alat perekam. Ia mempunyai ingatan yang sangat tajam, sehingga bisa meng­ingat setiap detail peristiwa atau wawan­cara yang ia lakukan. Daya ingatnya yang luar biasa adalah salah satu karu­nia kelebihan yang Allah SWT berikan kepadanya.
Ia semakin dikenal publik karena tulisan dan reportasenya yang hidup, itu se­mua karena pekerjaannya yang di­lakukan dengan sentuhan hati.
Reputasi dan integritasnya tersebut menghantarkannya terpilih menjadi juru bicara resmi untuk kalangan berkebutuh­an khusus dalam Konferensi Internasio­nal III yang diselenggarakan di Jeddah.
Setelah tampil di acara tersebut, si­narnya semakin cemerlang. Ia pun ter­pilih menjadi perancang acara, penulis skrip, reporter sekaligus presenter pada sebuah acara televisi di Arab Saudi ten­tang orang-orang berkebutuhan khusus berprestasi yang ditayangkan selama 20 episode.
Tak berhenti sampai di sana. Ammar juga aktif berbisnis melalui perdagangan valas, saham minyak bumi, hingga men­dirikan warung makan. Ini membawanya pada sebuah pemahaman yang sa­ngat brilian, ”Salah satu pengalaman ter­penting yang saya dapat dalam bidang bisnis adalah pemahaman bahwa siapa pun yang ingin berhasil di dunia, baik da­lam bidang bisnis maupun dalam bidang finansial, harus melakukan segala se­suatu dengan sepenuh hati, penuh kese­riusan dan ketekunan,” ujarnya.
Kini, Ammar hidup dalam sebuah keluarga kecil bersama istri dan satu orang anaknya. Pada tahun 2010 silam, ia menikahi seorang janda asal Mesir beranak satu, seorang sarjana jurusan ilmu komputer yang baik hatinya. Ia telah menjanda selama sepuluh tahun dan akhirnya menerima Ammar sebagai suami dan imamnya.
Ammar berprestasi di semua jenjang pendidikan. Lulus dengan cum laude di jurusan jurnalistik dan menjadi lulusan terbaik di kampusnya, penulis dan war­tawan terkenal, dan hidup bahagia ber­sama keluarga kecilnya, merupakan torehan tinta emas perjalanan hidup Ammar menaklukkan keterbatasan, yang pantas menjadi cermin dan inspi­rasi bagi kita semua.
Salah satu inspirasi tersebut adalah cara pandang Ammar melihat keter­ba­tasan, “…Hidup saya dipenuhi dengan berbagai peristiwa yang saya alami agar saya dapat melampaui kekurangan fisik saya… agar saya bisa mengubah ke­kurangan tersebut menjadi kekuatan dan senjata yang menghantarkan saya ke­pada kebahagiaan.”
Ammar menyampaikan bahwa cacat sebenarnya bukan terletak pada keku­rangan fisik maupun kelumpuhan jasad. ”Cacat sesungguhnya adalah cacat dalam cara berpikir. Cacat sesungguh­nya adalah cacat hati,” ujar Ammar. “Cacat sesungguhnya yaitu cacat per­juangan.”
Apa yang dilakukan Ammar dan se­gala yang telah diraihnya semoga men­jadi motivasi dan inspirasi bahwa orang-orang yang berkebutuhan khusus bisa melakukan sesuatu melampaui manusia yang fisiknya normal.

Hafal Al-Qur’an
Daya ingat Ammar yang luar biasa benar-benar dimanfaatkan untuk me­ningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam usia yang sangat belia, ia telah hafal Al-Qur’an 30 juz.
“Saya sudah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an saya ketika berumur 13 tahun. Ini membuktikan bahwa cacat yang se­sungguhnya bukan cacat secara fisik. Bukan cacat secara jasad,” katanya.
Dari atas kereta dorong, Ammar pun mengajak siapa saja kaum muslimin, di mana saja berada, untuk menghafal Al-Qur’an. Dia meyakini bahwa siapa saja bisa melakukan itu dengan syarat ke­mauan yang kuat dan niat yang teguh karena Allah.
“Orang yang cacat saja bisa hafal Al-Qur’an. Sedangkan kalian diberi nikmat banyak oleh Allah SWT,” ujarnya.
Ya, kemauan yang kuat sekeras baja itulah yang dioptimalkan oleh Ammar Bu­gis. Kebanyakan orang mempunyai ke­inginan untuk meraih sesuatu tapi mereka tidak mempunyai semangat dan kemauan yang kuat sehingga ketika ada rintangan dan halangan langsung me­nyerah.
Di tengah keterbatasan Ammar, yang memerlukan orang lain untuk menyertai­nya, ia memberikan motivasi kepada siapa saja untuk memperjuangkan apa-apa yang menjadi cita-cita dan harapan. “Taklukkan rintangan dan halangan. Ka­lau jatuh, bang­kit lagi. Jangan pernah menyerah, karena di balik kesulitan pasti ada kemudahan.”
Sumber
Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits dengan mengklik tombol di bawah ini:

follow mas sugeng

Artikel keren lainnya:

Blogger Templates
Ditulis oleh Islam Blog Aswaja pada tanggal Rabu, 19 Februari 2014
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda

Popular Posts

  • MAULID DHIYYA ULAMI(teks latin)
    Mawlid Ad Dhiya'ul Lami'  'Bismillahirahmanirr ahim  Ya rabbi shalli ‘ala Muhammad, habibikasy  sayfi’il musyaffa’  Ya rabbi sha...
  • Terjemahan kitab TANQIHUL QOUL syekh NAWAWI ALBANTANI
                                                          Muqoddimah بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والعاقة للمتقين ولا عدوان إلا ...
  • TERJEMAH KITAB WASHIYATUL MUSHTOFA (Fasal. Menerangkan Tentang Wudlu dan Shalat)
    Tag: Blog Aswaja Indonesia Wahabi Syiah Salafi Sunni Ahlussunnah Wal Jamaah Habib Palsu Asli Islam Radikal Moderat Modern Tradisional Islam ...

Arsip Blog

  • ►  2017 (23)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (22)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (9)
    • ►  Juli (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2015 (87)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (13)
    • ►  Januari (19)
  • ▼  2014 (184)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (31)
    • ►  Juni (13)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (22)
    • ▼  Februari (48)
      • Tuhan itu Tidak Ada
      • Domba Ketujuh
      • Jangan Remehkan Muadzin
      • Sihir dan Anjing Sebagai Penjaga
      • Kebanyakan Minum Kopi dan Merokok
      • Mengapa Tanah Air mesti Didahulukan Daripada Islam?
      • SHOLAWAT BID'AH WAHABI
      • Syaikh Bin Baz bertanya: “Berapa anggaran dana unt...
      • Makna Hadits “Jangan Memujiku Secara Berlebihan”
      • Ketika Gunung Ikut Berdakwah (Renungan)
      • Manusia
      • 10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia
      • Didudukkan di Kursi Belakang
      • Ammar Bugis :Qalbu Gemilang di Balik Cacat Fisik
      • Memilih Kebijaksanaan
      • Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf: Gema Al-Qur'...
      • Malah Mendapat Hadiah
      • Untuk apa Kita Belajar, Bekerja, dan Hidup
      • Mungkinkah agama memotivasikan orang untuk menampi...
      • Yang Mutlak Benar
      • Hukum Parfum Beralkohol
      • Mereka
      • Ini Dia Trik-Trik Rahasia Google.com Yang Jarang D...
      • Jatuh Cinta
      • Kita Berdua Akan Masuk Surga Bersama
      • Yang ....
      • Doa as-Sajjad
      • Wahai Pencari, Berhijrahlah
      • Kebijakan Seorang Kyai
      • Tidak Sholat itu tidak apa-apa (Kisah Seorang PSK ...
      • Bantuan Kemanusiaan Peduli Korban Letusan Gunung K...
      • Beda Toleransi Beragama dengan Pluralisme Agama
      • Perlakuan Kata 'Rambut' Menjadi 'J*mb*t'
      • Al Qur'an dan Pernafasan
      • Hukum Memperingati Valentine
      • Berbeda Pandangan Berbeda Pula Konsekuensinya
      • Kaidah Pegangan Aswaja
      • Seklumit Rindu untuk Mbah Sahal
      • NU Setia Menjaga NKRI
      • Satu Ayat al-Qur'an yang Istimewa
      • KH. Abdul Mujib Abbas : Lentera Ilmu Dari Kota Sid...
      • Tidak Sholat itu tidak apa-apa (Kisah Seorang PSK ...
      • Rindu, Cinta, dan Kamu
      • Hajar Aswad, Batu dari Surga itu Dicuri
      • Antara Leonidas dan 'Umar
      • Kesabaran
      • Ilmu vs Harta
      • Real Shaykhs Carry the Burden of Their Followers
    • ►  Januari (47)
  • ►  2013 (85)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (26)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (35)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2010 (45)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2009 (34)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2008 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2007 (61)
    • ►  Desember (7)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2006 (55)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (17)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © 2014 Blog Aswaja Modern : Ahlussunnah Wal Jamaah Zaman Now Kembali Kepada Quran dan Hadits - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler