Kami telah menyebutkan hal-hal yang terkait
dengan masalah syubhat, halal, dan haram
dalam satu kajian tersendiri pada kitab Ihya
Ulumiddin. Pelajarilah kitab tersebut karena
mengetahui yang halal dan haram wajib
hukumnya bagi setiap muslim sebagaimana
salat lima waktu.
Adapun kemaluan, peliharalah ia dari semua
yang diharamkan Allah. Jadilah sebagaimana
yang disebutkan Allah Swt, "Mereka yang
menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau sahaya yang mereka
miliki, maka mereka tak dapat dicela" (Q.S. al-
Mukminun: 5-6). Engkau baru bisa menjaga
kemaluan dengan menjaga pandangan mata,
menjaga hati untuk tidak merenungkannya,
serta menjaga perut dari yang syubhat dan
dari rasa kenyang. Karena, semua itu
merupakan penggerak dan tempat tumbuhnya
syahwat.
Kedua tangan, harus engkau pelihara agar ia
tidak kau jadikan alat untuk memukul seorang
rnuslim, untuk mendapat harta haram, untuk
menyakiti sesama makhluk, untuk berkhianat
terhadap amanat dan titipan, serta untuk
menuliskan sesuatu yang tak boleh diucapkan
karena pena merupakan lidah pula. Oleh karena
itu,peliharalah pena tersebut sebagaimana
engkau menjaga lidah.
Janganlah engkau pergunakan kedua kaki untuk
menuju pintu seorang penguasa lalim. Sebab,
berjalan menuju para penguasa lalim tanpa ada
keperluan merupakan maksiat yang besar
karena berarti ia bersikap tawadu dan
memuliakan mereka yang telah berbuat lalirn.
Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk ber
paling dari mereka dalam firman-Nya yang
berbunyi, "Janganlah kalian condong kepada
mereka yang telah berbuat lalim, niscaya kalian
tersentuh api neraka dan kalian tidak
mempunyai penolong selain Allah. Lalu kalian
tidak ditolong" (QS. Hud: 113). Jika engkau
pergi menemui mereka untuk mendapat harta,
berarti engkau berusaha meraih sesuatu yang
haram. Nabi Saw. bersabda, "Siapa yang
bersikap merendah kepada orang kaya,
sepertiga agamanya telah hilang." ini terhadap
orang kaya yang saleh, lalu bagaimana
merendah terhadap orang kaya yang lalim?
Ringkasnya, ketika engkau bergerak dan diam
dengan anggota badanmu, itu semua
merupakan nikmat Allah Swt. Maka dari itu,
janganlah engkau menggerakkan anggota
badanmu dalam rangka maksiat kepada Allah.
Tetapi pergunakanlah untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah, jika engkau tak patuh maka
bencananya akan kembali padamu, sementara
jika kamu mau menanam, maka buahnya akan
menjadi milikmu. Adapun Allah, Dia tak butuh
padamu dan tak butuh pada amal per
buatanmu. Setiap jiwa tergantung pada amal
perbuatannya. Jangan sampai engkau berkata,
"Allah Maha Pemurah Dan Maha Penyayang.
Dia Maha Mengampuni dosa mereka yang
bermaksiat." Ini merupakan ungkapan yang
benar tapi ditujukan pada sesuatu yang batil.
Orang yang mengucapkannya termasuk dungu
seperti kata Rasul Saw., "Orang yang cerdik
adalah yang bisa menundukkan hawa nafsunya
dan beramal untuk hari sesudah mati.
Sedangkan orang yang dungu adalah yang
mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan
kepada Allah”.
Ketahuilah bahwa ucapanmu itu seperti ucapan
seseorang yang ingin menjadi fakih dalam ilmu
agama tanpa mau belajar, tapi justru sibuk
dengan sesuatu yang batil lalu berkata, "Allah
Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia
Maha berkuasa untuk mencurahkan ke dalam
hatiku berbagai ilmu yang Dia tanamkan di hati
para nabi dan wali-Nya tanpa usaha dan
belajar." Itu seperti ucapan orang yang
menginginkan harta, tapi tak mau menanam,
berdagang, atau berusaha kemudian berujar, “
Allah Maha Pemurah. Dia memiliki kekayaan
langit dan bumi. Dia Maha Berkuasa untuk
memberikan kepadaku sebagian dari khazanah
kekayaan-Nya sehingga aku tak perlu bekerja.
Hal itu telah Dia lakukan kepada para hamba-
Nya." Jika engkau mendengar ucapan kedua
orang di atas, engkau pasti menganggap kedua
orang itu bodoh dan engkau pasti mengejeknya
walaupun sifat pemurah dan kuasa Allah yang
ia sebutkan benar. Demikian pula, Orang-orang
yang alim dalam bidang-bidang agama akan
menertawakanmu jika engkau menuntut
ampunan tanpa ada usaha. Allah Swt.
berfirman, "Bagi manusia apa yang ia
usahakan" (Q.S. an-Najm: 39), "Kaliaan
dibalas sesuai dengan amal perbuatan
kalian" (Q.S. ath-Thar: 16), "Orang-orang
abrar (berbuat baik) berada dalam kenikmatan
sedangkan mereka yang selalu berbuat dosa
berada di neraka Jahim" (Q.S. al-Infithar:
13-14).
Apabila engkau tetap menuntut ilmu dan
mencari harta dengan bersandar pada
kemurahan-Nya serta terus membekali diri
untuk akhirat, maka Tuhan Pemelihara dunia
dan akhirat adalah satu. Dia Maha Pemurah
dan Penyayang baik di dunia maupun di
akhirat. Ketaatanmu tidak membuat-Nya
bertambah pemurah. Hanya saja, kemurahan-
Nya adalah Dia memudahkan jalan menuju
negeri kenikmatan yang abadi dan kekal dengan
senantisa sabar dalam meninggalkan syahwat
selama beberapa saat. Ini merupakan puncak
kemurahan. Jangan engkau rusak dirimu
dengan ajaran jahat para pengangguran.
Ikutilah para nabi dan orang-orang saleh.
Jangan engkau terlalu berharap bisa memanen
sesuatu yang tak kau tanam. Sedangkan orang
yang berpuasa, salat, berjihad, serta bertakwa,
semoga ia diampuni.
Ini adalah beberapa hal yang patut dipelihara
oleh anggota badanmu. Engkau juga harus
membersihkan hatimu karena ia merupakan
bentuk ketakwaan secara batin. Hati adalah
segumpal daging yang jika baik maka seluruh
badan menjadi baik. Tapi jika segumpal daging
itu rusak, maka seluruh badan menjadi rusak.
Berusahalah untuk memperbaiki hatimu itu
agar seluruh anggota badanmu juga baik. Hati
menjadi baik dengan selalu merasakan
kehadiran Allah.
Artikel keren lainnya: