Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi menuturkan
amalan ibadah Muhammadiyah yang diterangkan dalam kitab fiqh berbahasa Jawa karya KH Ahmad Dahlan sebetulnya sama dengan Nahdlatul Ulama. Namun, ajaran tersebut dirubah oleh pengurus Muhammadiyah periode berikutnya.
“Saya punya kitab jilid 3 karya Mbah Dahlan itu yang menerangkan dengan jelas bahwa sholat tarawih dilaksanakan 20 rakaat dan setiap 2 rakaat harus salam,” terangnya mengutip kitab fiqhnya KH Ahmad Dahlan pengajian rutin Tafsir Al Qur’an di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Jum’at pagi (18/4/2014)
Mbah Sya’roni mengatakan KH Ahmad Dahlan adalah teman belajar pendiri NU KH Hasyim Asy’ari di berbagai pesantren di Indonesia. Saat mbah Sholeh Darat Semarang, keduanya selalu bersama-sama.
“Begitu pula saat di Makkah, mereka selalu nyantri bersama KH Khotib Minangkabau dan KH Nawawi Al Bantani. Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim ini sama alimnya dan sama ibadahnya,”jelas Mbah Sya’roni di depan ribuan jamaah.
Kedua tokoh pendiri ormas keagamaan terbesar di Indonesia ini, tutur KH Sya’roni, perbedaanya hanya pada waktu mengajar di pesantren masing-masing. Bila KH Hasyim mengajar santrinya selalu diselingi terbangan, sementara KH Ahmad Dahlan diselingi dengan biola.
“Soal amalan ibadahnya sama, Mbah Dahlan sholat shubuhnya juga ada do’a qunutnya. Tetapi ajaran itu sekarang dirubah orang dari fiqh aslinya,” tegasnya lagi.
Pengajian rutin Jum’at pagi (18/4)/201, masih melanjutkan Surat At-Thalaq ayat 6-10 yang masih menerangkan tentang tata cara menceraikan istri dalam sebuah keluarga.