Suatu hari seorang ahli ilmu memimpikan ahli kubur (penduduk kuburan) yang keluar dari kuburan mereka. Beliau bercerita: “Mereka mengambil sesuatu yang menakjubkan yang tidak saya ketahui. Namun aku melihat ada seorang lelaki di antara mereka yang tetap duduk tidak ikut serta mengambil hal yang menakjubkan itu.
Lantas saya dekati dan kutanyakan: “Apa yang diambil oleh mereka?”
Dijawab: “Mereka mengambil hadiah dari kaum muslimin berupa bacaan al-Quran, sedekah dan doa"
Kemudian saya bertanya kembali: “Namun mengapa Anda tidak turut serta bersama mereka?”
Dijawab: “Saya tak membutuhkan lagi hal itu (sudah kaya).”
Kutanyakan padanya: “Dengan sebab apakah Anda tak membutuhkannya? ”
Dijawab olehnya: “Setiap hari anakku membaca dan berkirim hadiah untukku satu khataman al-Quran. Pekerjaannya adalah sebagai penjual zalabiyyah (semacam serabi) di sebuah pasar.”
Ketika aku terbangun dari tidur, saya beranjak ke pasar sesuai yang dikatakan dalam mimpi. Maka kujumpai seorang pemuda penjual zalabiyyah yang terus-menerus menggerakkan kedua bibirnya.
Aku bertanya kepadanya: “Kenapa kedua bibirmu senantiasa bergerak?”
Dijawab olehnya: “Saya sedang membaca al-Quran. Saya hadiahkan bacaan al-Quran ini untuk ayahku yang berada dalam kuburan.”
Demikianlah yang terjadi. Setelah sekian lama saya terulang bermimpi hal yang sama. Hanya bedanya dalam mimpi kali ini si laki-laki yang dulu tidak turut mengambil bagian, sekarang ia bersama penduduk kubur yang lain ikut mengambil bagian. Dan saat aku bangun maka kucari pemuda penjual zalabiyyah itu di pasar untuk aku tanyakan bagaimana keadaan orang tuanya kini. Namun ternyata ia telah wafat.
Sumber : kitab Irsyad al-‘Ibad
Artikel keren lainnya: